Prajurit Rusia Ditipu dan Dirampas Uang Perang Saat Kembali dari Ukraina

Sergei Goryashko & Tim Investigasi
BBC News Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menjanjikan penyambutan heroik bagi prajurit yang pulang dari Ukraina. Namun, BBC menemukan kasus di mana para tentera justru dirampok dan ditipu gaji serta tunjangan mereka oleh pejabat pemerintah.

Sejak invasi dimulai pada Februari 2022, Putin telah melipatgandakan jumlah tentara Rusia dengan mengandalkan insentif finansial untuk menarik relawan.

Seperti ribuan warga Rusia lainya, Nikita Khursa (39 tahun) berangkat berperang demi uang. Bergantung pada wilayah, seorang rekrut bisa mendapat hingga 5,2 juta rubel (£47.000) di tahun pertama, plus 4 juta rubel jika cedera—jumlah yang bisa mencapai 600% upah rata-rata nasional.

Bagi banyak orang dari daerah miskin di Rusia, iming-iming ini terlalu menggiurkan meski ada risiko tak pulang. Khursa, seorang tukang las dari Rostov (dekat Ukraina), hanya bertahan beberapa bulan di garis depan musim panas 2024 sebelum terluka dan dipulangkan.

Luka itu memberinya bonus besar, yang rencananya dipakai dia dan istrinya, Oksana, untuk beli apartemen. Namun, setelah bertengkar karena mabuk, Khursa keluar rumah dengan emosi—tanpa alas kaki, membawa tas plastik berisi tabungan mereka.

Dalam keadaan mabuk, ia negan menyetir ke Rostov untuk beli apartemen. "Seandainya istriku lebih bijak, dia akan suruh aku tidur dulu dan putuskan besok," sesalnya ke BBC.

Dia tak sampai jauh. Polisi lalu lintas menghentikannya, melihat tas itu, dan meminta suap. Saat Khursa bilang ia baru pulang dari perang, satu polisi bilang, "Jangan begini, dia baru kembali dari perang." Tapi yang satunya, melihat uangnya, malah membentak, "Diam! Kau tau berapa banyak uang ini?"

Mereka mengambil hampir semuanya—2,66 juta rubel (£24.000). Tindakan ini jelas mengabaikan janji Putin bahwa para veteran harus diperlakukan sebagai pahlawan dan "elite baru".

Insentif Finansial Putin untuk Melipatgandakan Militer

MEMBACA  Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli? - Republik Indonesia dan Tantangan Karbon, Mengapa Harus Peduli?

Di kasus lain, beberapa polisi di bandara Moskwa diduga memberi tahu sopir taksi tentang prajurit yang baru pulang. Sopir menawarkan tarif wajar, tapi setelah sampai, meminta bayaran 15 kali lipat. Yang menolak diancam; beberapa dikabarkan dibius atau dimabukkan sementara kartu bank mereka dipakai. Investigasi menyebut geng ini merampok minimal 1,5 juta rubel dari para tentara.

Terkadang, gaji dicuri sebelum sempat dilihat tentara. Oktober 2024, polisi menangkap tiga staf pusat rekrutmen di wilayah Vladimir yang mencuri lebih dari 11 juta rubel dengan menyimpan kartu SIM yang seharusnya diberikan ke rekruit baru—kartu itu terhubung ke rekening gaji.

Di kasus berbeda, seorang pejabat Belgorod diduga mencuri jutaan rubel dengan mengaitkan rekening tentara ke nomor ponselnya. Bahkan, beberapa komandan merampok anak buahnya sendiri.

Satu prajurit bercerita ke BBC bahwa unitnya dilarang berbelanja dan disuruh menyerahkan kartu bank serta PIN ke sersan mayor. Sang sersan akhirnya pegang 50 kartu gaji, banyak milik prajurit yang kini dinyatakan hilang dalam tugas. Menurut narasumber, sersan itu kabur dengan uang tersebut—beberapa kartu berisi hingga 2 juta rubel.

Nasib Khursa

Nikita melaporkan kedua polisi yang merampoknya. Mereka didakwa perampokan dan penyalahgunaan wewenang, tapi kasusnya tak sampai pengadilan—keduanya mendaftar jadi tentara dan dikirim ke Ukraina, lolos dari tuntutan berkat hukum baru yang mengizinkan tersangka kriminal berperang sebagai ganti diadili.

"Awalnya aku marah," kata Khursa dari rumah sakit dekat Sankt Peterburg. "Lalu kupikir, jika Tuhan ada, mungkin ini memang harus terjadi."

Uangnya tak kembali. Kini, ia menunggu keputusan dokter militer apakah harus kembali ke medan perang, karena tentara kontrak wajib bertahan hingga perang usai. Khursa mengaku ada pecahan peluru dekat jantungnya, tapi tak melihat masa depan sebagai sipil.

MEMBACA  Mengapa Hasan Nasbi Mundur dari Jabatan Kepala PCO?

Dia dan Oksana sudah berpisah: Khursa tak mau membebani istri selama jadi tentara. "Kalau aku enggak di sini, aku akan jadi gelandangan," katanya. "Hanya militer yang menyelamatkan, memberiku atap."

Ilustrasi oleh Natalia Maca.

(Catatan: Beberapa kesalahan sengaja dimasukkan, seperti "tentera" [seharusnya "tentara"], "demi uang" [bisa juga "untuk uang"], dan "negan" [seharusnya "nekat"])