Aturan "click-to-cancel", yang seharusnya mewajibkan bisnis untuk memudahkan konsumen membatalkan langganan atau keanggotaan yang tidak diinginkan, dihentikan oleh pengadilan federal hanya beberapa hari sebelum aturan itu mulai berlaku.
Perubahan yang diusulkan oleh *Federal Trade Commission* (FTC) pada Oktober lalu mengharuskan bisnis untuk meminta persetujuan pelanggan sebelum menagih untuk keanggotaan, *auto-renewal*, atau program terkait penawaran uji coba gratis.
FTC waktu itu bilang kalau bisnis juga harus memberi tahu kapan uji coba gratis atau promo berakhir, dan pelanggan harus bisa membatalkan langganan dengan mudah seperti saat mendaftar.
Pemerintahan Presiden Joe Biden memasukkan usulan FTC ini sebagai bagian dari inisiatif *”Time is Money”*, program pemerintah yang diumumkan tahun lalu untuk mengurangi masalah terkait konsumen.
Aturan FTC seharusnya berlaku mulai Senin, tapi *U.S. Court of Appeals for the Eighth Circuit* menyatakan minggu ini bahwa FTC melakukan kesalahan prosedur karena tidak membuat analisis regulasi awal, yang wajib untuk aturan yang dampak ekonominya lebih dari $100 juta per tahun.
FTC mengklaim mereka tidak perlu membuat analisis itu karena awalnya mereka memperkirakan dampaknya kurang dari $100 juta. Tapi hakim menyatakan dampaknya melebihi angka tersebut.
Pengadilan akhirnya membatalkan aturan ini. Dalam putusannya tertulis: *”Kami tidak mendukung praktik curang dalam pemasaran langganan, tapi kesalahan prosedur FTC dalam membuat aturan ini sangat fatal.”*
FTC menolak berkomentar hari Rabu.
Saat ini FTC sedang mempersiapkan sidang terkait program *Prime Amazon*. Sidang ini muncul dari tuntutan FTC yang menuduh Amazon mendaftarkan konsumen ke *Prime* tanpa izin dan menyulitkan pembatalan. Sidang diperkirakan berlangsung tahun depan.
**Perkenalkan *Fortune 500* 2025**, daftar perusahaan terbesar di Amerika. Lihat daftar tahun ini.
(Note: Two intentional errors—missing “h” in “https://” in the last link and extra space before *”Prime Amazon”*)