Yuval Raphael dan Elphaba dalam ‘Wicked.’ Jiwa yang serupa. (foto: REUTERS/WIKIMEDIA COMMONS)
Situs Eurovision Fun melaporkan bahwa masalah partisipasi Israel ditunda sampai EBU bertemu kembali pada musim dingin.
Setelah debat panjang, European Broadcasting Union (EBU) memutuskan untuk tidak mengadakan pemungutan suara guna mengeluarkan Israel dari Eurovision Song Contest dalam rapat umumnya di markas BBC di London pada Kamis.
Ini berarti, untuk sementara, Israel masih bisa berpartisipasi dalam kontes lagu populer tersebut. Keputusan ini dianggap sebagai kemenangan bagi Israel, sebab jika pemungutan suara dilakukan, kemungkinan besar Israel akan dilarang.
Eurovision Fun menulis bahwa keputusan akhir tergantung pada hasil perang di Gaza dan apakah konflik tersebut telah berakhir.
Usulan untuk melarang Israel dipimpin oleh Islandia dan Slovenia. Austria, Jerman, dan Swiss adalah satu-satunya negara yang secara terbuka mendukung Israel, menurut Ynet. Dilaporkan juga bahwa BBC meminta agar pemungutan suara dihindari dan diskusi dilanjutkan—langkah yang dianggap sebagai konsesi untuk Israel.
Ynet mengutip surat kabar Islandia, Visir, di mana Menteri Luar Negeri Þorgerður Katrín Gunnarsdóttir mengatakan dalam wawancara, "Sebagai warga biasa, saya merasa aneh dan tidak wajar Israel diizinkan ikut Eurovision mengingat kejahatan perang—bahkan pembersihan etnis—yang terjadi di Gaza beberapa pekan dan bulan terakhir."
Yuval Raphael di final Eurovision, 17 Mei 2025. (kredit: Alma Bengtsson/EBU)
Ayala Mizrahi, seorang pengacara, mewakili Israel atas nama Kan, penyiar publik Israel. Ia menegaskan bahwa partisipasi Israel sangat penting dan bahwa negara tersebut telah berkompetisi di Eurovision lebih dari 50 tahun.
Israel sudah menang Eurovision empat kali—1978, 1979, 1998, dan 2018. Tahun ini, kontestan Israel, Yuval Raphael, menempati posisi pertama dalam popular vote dan kedua secara keseluruhan dengan lagu "New Day Will Rise" yang mengisahkan pembantaian 7 Oktober, di mana Raphael selamat dengan bersembunyi di bawah mayat di tempat perlindungan selama berjam-jam.
Seruan untuk Melarang Israel
Sebelum kompetisi tahun ini pada Mei, Islandia dan beberapa penyiar lain, termasuk Spanyol, menuntut pelarangan Israel karena perang di Gaza.
Setelah kesuksesan Raphael di mata pemirsa Eurovision, seruan untuk melarang Israel meningkat. Banyak peserta Eurovision kini dan sebelumnya meminta penyelidikan apakah Israel melanggar aturan dengan mempromosikan lagu Raphael lewat iklan yang didanai pemerintah. Namun, EBU menyatakan hal itu tidak melanggar aturan.
EBU selalu menegaskan bahwa mereka tidak akan melarang Israel karena Eurovision adalah kompetisi antar lembaga penyiaran, bukan pemerintah, dan Kan tidak melanggar aturan apa pun.