Penyelidik telah berhasil memulihkan data perekam penerbangan dari kecelakaan Air India awal bulan ini, menurut konfirmasi Kementerian Penerbangan Sipil. Ini menjadi langkah krusial dalam penyelidikan.
Sedikitnya 270 orang tewas saat pesawat Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London jatuh kurang dari semenit setelah lepas landas pada 12 Juni dari Bandara Ahmedabad di India Barat.
Tim penyelidik sebelumnya menemukan kedua set Enhanced Airborne Flight Recorders (EAFRs)—atau “kotak hitam”—dari lokasi kecelakaan pada 13 dan 16 Juni. Satu ditemukan di atap bangunan, satunya lagi di antara reruntuhan.
Pemerintah federal mungkin membutuhkan beberapa minggu sebelum bisa merilis informasi yang terkumpul dari perekam tersebut.
Model pesawat ini dilengkapi dua set perekam untuk analisis menyeluruh. Unit gabungan ini merekam data penerbangan dan suara kokpit.
Perekam data melacak dengan presisi tinggi posisi tuas roda dan flap, pengaturan daya dorong, kinerja mesin, aliran bahan bakar, bahkan aktivasi tuas pemadam kebakaran.
Data ini bisa digunakan untuk merekonstruksi momen terakhir penerbangan dan menentukan penyebab insiden.
Perekam suara kokpit (CVR) menangkap komunikasi radio pilot, audio mikrofon individu, serta suara sekitar kokpit melalui mikrofon area.
Kementerian Penerbangan menyatakan data perekam telah diakses Rabu lalu oleh tim yang dipimpin India’s Aircraft Accident Investigation Bureau (AAIB), bersama US National Transportation Safety Board (NTSB).
“Analisis data CVR dan FDR [perekam data penerbangan] sedang berlangsung. Upaya ini bertujuan merekonstruksi rangkaian peristiwa sebelum kecelakaan serta mengidentifikasi faktor penyebab demi meningkatkan keselamatan penerbangan dan mencegah kejadian serupa,” ungkap kementerian dalam pernyataan.
Sementara itu, Ketua NTSB Jennifer Homendy mengatakan kepada Reuters bahwa ia berharap pemerintah India dapat segera berbagi temuan investigasi.
“Demi keselamatan penerbangan, keselamatan publik, dan transparansi, kami harap hasil penyelidikan akan segera dipublikasikan,” kata Homendy di sela acara penerbangan.
Ia menyatakan tim NTSB telah bekerja keras membantu India. “Kami mendapat kerjasama sangat baik dari pemerintah India dan AAIB.”
Keputusan India untuk mengunduh dan menganalisis data perekam penerbangan hampir dua minggu pascakecelakaan memicu pertanyaan di kalangan pakar penerbangan. Sebagian menyebut penundaan ini tidak biasa.
Penerbangan Air India 171 hanya mengudara kurang dari 40 detik sebelum menabrak permukiman padat di Ahmedabad. Semua 242 penumpang tewas kecuali satu, menjadikannya salah satu bencana udara paling membingungkan dalam sejarah terkini India.
Boeing 787 tujuan London yang dikemudikan Kapten Sumeet Sabharwal dan kopilot Clive Kundar lepas landas pukul 13.39 waktu setempat, tapi mengirim sinyal mayday sesaat kemudian—transmisi terakhirnya.