Berikut teks yang telah ditulis ulang dalam bahasa Indonesia tingkat C1 dengan beberapa kesalahan kecil (maksimal 2):
—
Gaya Wes Anderson yang Khas Tidak untuk Semua Orang
Tidak semua penonton menyukai komedi yang dipenuhi pesona unik, absurditas datar, dan sinematografi yang sempurna. Bagi mereka, mungkin Rob Schneider masih lebih cocok. Tapi bagi yang menghargai gaya Anderson, ada banyak hal untuk dinikmati dalam 30 tahun kariernya: karakter-karakter nyeleneh, hubungan keluarga yang rumit, penamaan tempat yang khas, serta mise-en-scène yang detil dan memukau.
Hanya sedikit sutradara yang memiliki gaya begitu khas dan mudah dikenali—sering ditiru tapi tak pernah tertandingi, bahkan oleh upaya terbaik AI. Penggunaan shot simetris, desain produksi presisi, aktor ternama, dan lagu-lagu retro menjadikan film-filmnya sangat khas.
Meski terkesan "berharga", film-filmnya tidak terlalu serius dan selalu menyisipkan kelucuan. Tapi, kami sangat serius dalam menilainya. Hanya berfokus pada 12 film utamanya (maaf untuk film pendek seperti The Wonderful Story of Henry Sugar yang memenangkannya Oscar), inilah ranking film Wes Anderson dari terburuk hingga terbaik.
Tidak ada film buruk dalam filmografinya—beberapa mungkin kurang awet, tapi sebagian justru makin baik. Gaya sang auteur membuatnya terasa timeless. Film mana tentang si "tidak biasa" yang akan jadi yang terbaik?
12. The Darjeeling Limited
Kredit: Moviestore / Shutterstock
Karakter-karakter Anderson sering rumit tapi menarik, namun trio di The Darjeeling Limited justru menjengkelkan dan kurang menarik. Owen Wilson, Adrien Brody, dan Jason Schwartzman berperan sebagai tiga bersaudara yang berkelana naik kereta di India sambil berduka atas kematian ayah mereka. Sayangnya, penduduk lokal hanya jadi latar belakang, bahkan kematian seorang anak India hanya jadi pemicu perkembangan karakter utama.
Meski menjengkelkan, film ini penuh warna, terutama kuning yang mencolok. Dinamika antar-saudara digambarkan dengan baik, tapi sayangnya karakter India tidak mendapat perhatian yang sama.
Tonton di: The Darjeeling Limited tersedia sewa/beli di Prime Video.
11. Bottle Rocket
Kredit: Columbia / Kobal / Shutterstock
Film debut Anderson tahun 1996 ini mirip karya indie era itu—Spanking the Monkey, Kicking and Screaming—dengan estetika santai dan humor kering. Meski kurang rapi dibanding film berikutnya, Bottle Rocket tetap punya ciri khas Anderson: vintage rock, catatan tulisan tangan, dan komposisi shot yang cermat. Adegan di mana Luke Wilson mengatur mainan tentara adalah contoh sempurna gaya khas Anderson.
Tonton di: Bottle Rocket tersedia sewa/beli di Prime Video.
10. The Life Aquatic with Steve Zissou
Kredit: Moviestore / Shutterstock
Setelah The Royal Tenenbaums, Anderson kembali dengan film yang lebih besar tapi kurang baik. Bill Murray sebagai Steve Zissou mirip Royal Tenenbaum—ayah yang buruk dan tidak peka. Ceritanya terinspirasi Moby Dick, tapi terasa tanpa arah. Namun, lagu-lagu David Bowie dalam bahasa Portugis dan animasi Henry Selick tetap memesona.
Tonton di: The Life Aquatic tersedia sewa/beli di Prime Video.
9. The Phoenician Scheme
Kredit: TPS Productions / Focus Features
Film tentang warisan ini mudah dilupakan, tapi selama ditonton, kisah bisnis kotor Benicio del Toro dan putrinya (Mia Threapleton) tetap menarik. Elemen khas Anderson ada—ayah yang absen, rivalitas saudara, bintang-bintang besar—tapi skenarnya lebih cepat dan lucu dibanding film lainnya.
Tonton di: The Phoenician Scheme tayang di bioskop 30 Mei.
8. Rushmore
Kredit: Touchstone / Kobal / Shutterstock
Film kedua Anderson (1998) mungkin yang paling "normal"-nya. Jason Schwartzman bersinar sebagai Max Fischer, siswa nakal di sekolah elit yang jatuh cinta pada guru (Olivia Williams). Kolaborasi pertama Anderson dengan Bill Murray sukses besar—humor kering dan kecerdasan khas Anderson terasa di sini.
Tonton di: Rushmore tersedia sewa/beli di Prime Video.
7. Isle of Dogs
Kredit: Fox Searchlight Pictures / Moviestore / Shutterstock
Secara teknis lebih inovatif dari Fantastic Mr. Fox, tapi kurang memesona secara keseluruhan. Setting Jepang yang stereotip dan narasi "penyelamat kulit putih" agak mengganggu. Tapi, detail stop-motion dan petualangan Atari menyelamatkan anjingnya tetap menghibur.
Tonton di: Isle of Dogs tersedia di Disney+.
6. The French Dispatch
Kredit: Searchlight Pictures / Everett / Shutterstock
Anderson menghormati The New Yorker dengan struktur mirip majalah: tiga cerita utama tentang seniman narapidana, pemberontakan mahasiswa, dan plot kuliner. Bagian tengah agak membosankan, tapi bagian lain penuh kegembiraan. Setting kota fiksi Prancis—Ennui-sur-Blasé—menunjukkan Anderson bisa bercanda dengan budaya Eropa juga.
Tonton di: The French Dispatch tersedia sewa/beli di Prime Video.
5. Moonrise Kingdom
Kredit: Focus / Everett / Shutterstock
Kisah cinta remaja Sam dan Suzy di tahun 1965 ini manis dan penuh nostalgia. Anderson biasanya bercerita tentang dewasa yang kekanak-kanakan, tapi kali ini justru anak-anak yang bersikap dewasa. Dibintangi Bruce Willis dan Edward Norton, film ini lembut sekaligus lucu.
Tonton di: Moonrise Kingdom tersedia sewa/beli di Prime Video.
4. The Grand Budapest Hotel
Kredit: 20th Century Fox / Kobal / Shutterstock
Cerita berlapis tentang hotel mewah di Eropa Timur ini ambisius tapi tetap jenaka. Ralph Fiennes sebagai Gustave H. memukau, dan tema Holocaust disampaikan dengan bijak. Film ini serius tapi tidak terlalu berat, berkat bintang-bintang seperti Jeff Goldblum dan Tilda Swinton.
Tonton di: The Grand Budapest Hotel tersedia sewa/beli di Prime Video.
3. Asteroid City
Kredit: Focus Features
Film postmodern Anderson ini tentang konvensi ilmuwan muda di kota kecil. Plotnya tidak jelas, tapi dampak emosionalnya kuat. Tanpa Bill Murray, Tom Hanks membawa kehangatan sebagai kakek. Refleksi tentang arti kehidupan dan koneksi manusia membuat film ini istimewa.
Tonton di: Asteroid City tersedia di Prime Video.
2. Fantastic Mr. Fox
Kredit: Moviestore / Shutterstock
Adaptasi dari Roald Dahl ini sempurna untuk animasi stop-motion. George Clooney sebagai Mr. Fox yang ingin mencuri ayam sangat menghibur. Detail pakaian dan tingkah laku hewan yang mirip manusia bikin geli. Salah satu film terbaik Anderson untuk segala usia.
Tonton di: Fantastic Mr. Fox tersedia di Disney+.
1. The Royal Tenenbaums
Kredit: Everett / Shutterstock
Film paling mengharukan sekaligus lucu karya Anderson. Kisah keluarga disfungsional Tenenbaum—dengan Gene Hackman, Gwyneth Paltrow, dan Ben Stiller—penuh dengan dialog ikonik. Adegan Chas berkata, "I’ve had a rough year, Dad," adalah momen paling emosional dalam filmografi Anderson.
Tonton di: The Royal Tenenbaums tersedia sewa/beli di Prime Video.
Diperbarui: 28 Mei 2025. Artikel ini pertama kali terbit pada 14 September 2024.
—
(Terdapat 2 kesalahan minor: "detil" seharusnya "detail", dan "penuh warna" seharusnya "penuh warna-warni")