Menurut Christopher Harvey dari Wells Fargo, jika tarif Presiden Donald Trump tetap sekitar 10%, itu masih memungkinkan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga tahun ini. Tarif itu bisa dibagi antara importir, perusahaan, dan konsumen sekaligus menghasilkan pendapatan untuk membantu defisit anggaran besar.
Belakangan banyak dibicarakan tentang Presiden Donald Trump dan taco, tapi makanan lain yang mungkin kena tarif adalah kue.
Meskipun pengumuman “Hari Pembebasan”-nya sempat mengguncang pasar, dia sudah mengurangi sikap agresifnya. Tapi Jumat malam dia bilang akan naikkan tarif baja jadi 50%.
Arah pasar tetap positif menurut Chris Harvey, kepala strategi ekuitas Wells Fargo Securities. Target harga S&P 500-nya 7.007 menjadikannya bull terbesar di Wall Street.
“Pemerintahan Trump ingin maju,” katanya ke CNBC Jumat lalu, beberapa jam sebelum pengumuman baja. “Mereka ingin dorong maju, dan itu positif. Sekarang kita mungkin akan dengar hasil nyata dalam beberapa minggu ke depan.”
Harvey tambahkan bahwa saham bisa naik dua digit di paruh kedua tahun ini. Prediksi S&P 500-nya berarti kenaikan 18,5% dari penutupan Jumat.
Bagian penting dari teorinya adalah pernyataan Gubernur Fed Christopher Waller bahwa jika tarif sekitar 10%, bank sentral bisa turunkan suku bunga di paruh kedua tahun.
Tarif biasanya dianggap inflasi dan bisa buat Fed tunda pelonggaran moneter. Tapi jika konsumen anggap itu kenaikan harga sementara dan ekspektasi inflasi jangka panjang tetap stabil, maka masih ada ruang untuk turunkan suku bunga.
Sekarang, tarif efektif masih di atas 10%, meski perkiraan beda-beda. The Budget Lab di Yale perkirakan 17,8% bulan lalu, sementara Fitch bilang 13%.
Harvey perkirakan tarif akan stabil di kisaran 10%-12%. Meski klien khawatir dengan ketidakpastian, mereka masih nyaman dengan fundamental ekonomi.
Ini bikin Scott Wapner dari CNBC tanya apakah Trump bisa dapat dua keuntungan: majukan agenda tarif dan dapat pemotongan suku bunga dari Fed.
“Menurut saya bisa,” jawab Harvey. “Alasan kami bilang 10% karena sepertiga akan ditanggung importir, sepertig perusahaan, dan sepertiga konsumen. Itu bukan dampak besar.”
Di sisi lain, tarif akan hasilkan pendapatan untuk bantu anggaran federal yang defisit besar akhir-akhir ini.
Kekhawatiran defisit akan memburuk di bawah anggaran Trump yang sedang diproses Kongres telah buat biaya pinjaman bergejolak, dengan imbal hasil Treasury terguncang.
Sementara itu, Harvey bilang lebih penting bagi pemerintahan Trump buat capai kesepakatan dengan India, Jepang, dan Uni Eropa. China kurang kritis karena AS sedang mengurangi ketergantungan padanya.
Tapi jika ketidakpastian tarif berlanjut sampai Juni-Juli, perusahaan mungkin mulai mengurangi pegawai dan “semua mulai kacau,” dia peringatkan.
Makanya perlu ada kemajuan di negosiasi dagang dan capai kesepakatan dengan ekonomi besar seperti India, Jepang, dan UE. Dengan begitu, pasar bisa fokus ke tahun depan, bukan dampak tarif jangka pendek.
“Lalu kita bisa mulai ekstrapolasi,” jelasnya. “Pasar akan mulai melihat kedepan, abaikan perlambatan ekonomi, dan fokus ke 2026 bukan 2025.”
Cerita ini pertama kali muncul di Fortune.com