Kelompok ekstremis Palestina, Hamas, mengklaim pada Minggu bahwa 30 orang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza saat mencoba mengambil bantuan di pusat distribusi kemanusiaan baru yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Israel.
Menurut Hamas, puluhan orang juga terluka. Namun, GHF dengan cepat membantah klaim tersebut.
“Bantuan kami kembali didistribusikan hari ini tanpa insiden,” kata yayasan itu dalam pernyataan, seraya menambahkan bahwa mereka “menyadari rumor yang sengaja disebarkan Hamas tentang kematian dan luka-luka hari ini.”
“Klaim itu tidak benar dan direkayasa,” tegas GHF.
Sejak operasi dimulai enam hari lalu, lebih dari 4,7 juta paket makanan telah didistribusikan kepada warga Gaza, menurut yayasan tersebut.
Kantor media Hamas menyatakan pasukan Israel melepaskan tembakan saat operasi bantuan Minggu yang diorganisir GHF di pusat distribusi Rafah, selatan Gaza. Selain korban jiwa, lebih dari 119 orang dilaporkan terluka.
Informasi ini belum dapat diverifikasi secara independen.
Militer Israel mengatakan mereka “saat ini tidak mengetahui adanya korban luka akibat tembakan IDF di lokasi distribusi bantuan.”
“Masih dalam penyelidikan,” kata IDF.
Setelah blokade bantuan berbulan-bulan, Israel akhirnya mengizinkan sejumlah kecil barang masuk ke Jalur Gaza yang terkepung dalam beberapa hari terakhir.
Menurut pemerintah Israel, GHF bertugas mendistribusikan bantuan untuk menghindari organisasi PBB dan inisiatif lain.
PBB mengkritik inisiatif ini, khawatir akan memicu warga berbondong-bondong ke sedikit pusat distribusi dan mempercepat pengusiran mereka dari daerah hunian lain.
Beberapa hari terakhir, muncul laporan penjarahan dan kerusuhan di pusat distribusi baru. GHF berkali-kali membantah laporan kematian, cedera massal, dan kekacauan di lokasi tersebut.