Tarif pengadilan yang mengejutkan seharusnya memicu mitra dagang untuk menentang Trump.

Buka White House Watch newsletter gratis

Panduan kamu buat tau apa arti masa jabatan kedua Trump buat Washington, bisnis, dan dunia.

Ini beneran ngejutin. Putusan Pengadilan Dagang Internasional hari Rabu bilang Donald Trump salah pake Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat buat naikin tarif sesuka hati ke mitra dagang. Buat orang biasa, ini kayak hal yang masuk akal aja.

Tapi, karena pengadilan biasanya ngikutin keputusan pemerintah soal isu keamanan nasional, ini beneran ganggu salah satu kebijakan utama Trump.

Ini belum berakhir. Tarif bagian 232 buat mobil dan baja gak kena dampak putusan ini. Trump bakal banding ke pengadilan federal; kalo perlu, Mahkamah Agung yang mendukung dia siap nunggu. Dia juga bisa pake undang-undang lama buat lanjutin perang tarifnya. Tapi, ini nunjukin kalo kebijakan dagangnya gak cuma aneh, tapi juga rentan sama intervensi, baik dari pengadilan atau pasar finansial. Pas putusan ini keluar, harga saham langsung naik.

Waktu putusan ini keluar pas banget. EU lagi dalam tahap negosiasi serius sama Trump. Brussels berusaha hindari tarif 50% yang diancamin Trump hari Jumat kemaren, kecuali mereka selesaiin perjanjian dagang sebelum 1 Juni. Setelah ngobrol sama Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Trump mundurin deadline jadi 9 Juli.

Apa Trump mundur karena mundurin deadline, atau von der Leyen yang takut setuju buat lanjutin negosiasi? Mungkin dua-duanya. Trump sering naik-turunin ancaman tarifnya, apalagi dia awalnya bilang gak mau deal sama EU. Tanggapannya soal "Taco Trade" ("Trump selalu mundur"), karena dia sering batalkan kenaikan tarif gara-gara pasar finansial, tetep aja bener.

Tapi, ancaman Trump bikin Brussels serius negosiasi dan siapin rencana mundur, bukan acuh kayak sebelumnya. FT nulis kalo Komisi Eropa rencananya bakal berhenti maksa Trump hapus tarif 10% "resiprokal" — yang sekarang udah gak berlaku karena putusan pengadilan — dan malah nawarin konsesi sepihak. Von der Leyen ditekan sama pemerintah EU, terutama Italia, yang basis pemilih PM Giorgia Meloni ada di wilayah industri ekspor.

MEMBACA  "Pengerahan 4.000 Anggota Garda Nasional dan 700 Marinir oleh Trump ke LA Akan Menelan Biaya $134 Juta untuk Wajib Pajak" (Penulisan visual yang rapi dan profesional tanpa tambahan teks lain)

Dari segi kredibilitas dan substansi, termasuk dampaknya ke sistem perdagangan global berbasis aturan yang EU jaga, bakal buruk banget kalo deal sama Trump berakhir kayak perjanjian sementara dia sama UK atau China. EU udah kritik UK soal deal gak mengikatnya — tarif baja dan mobil Amerika ke UK masih belum dihapus — jadi bakal konyol kalo EU malah nawarin konsesi sepihak dalam perjanjian tanpa kekuatan hukum.

Putusan pengadilan ini kesempatan bagus buat EU buat ngumpulin nyali dan sadar kalo Trump lebih lemah dari omongannya. Lebih baik melawan daripada coba lindungin negara anggota EU dan eksportir besar, yang lebih milih ngelewatin aturan dagang internasional daripada ekspornya terganggu.

Yang dipertaruhkan lebih besar dari ekspor tas mahal atau mobil. EU selalu jadi partner negosiasi tersulit buat Trump. Mantan pejabat Trump bilang EU mewakili semua yang dia benci: liberalisme "woke", keterikatan sama aturan supranasional, dan gak mau tunduk sama kekuatan AS. Bisa dibilang, ini pertarungan antara von der Leyen (peraturan) vs Trump (kekacauan).

Putusan pengadilan bakal bikin kekacauan berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sementara pemerintahan Trump berusaha dapetin lagi kekuasaan tarifnya dan pasar finansial ancamin dia. Yang terbaik buat EU dan sistem perdagangan dunia adalah Brussels hindari konsesi sepihak, fokus ke perjanjian timbal balik buat produk kayak mobil, sambil sesekali tunjukin ke pasar dan bikin deal di tempat lain.

Misalnya, perjanjian dagang sama Mercosur di Amerika Selatan yang udah lama ditunda masih nunggu ratifikasi. Biarin Trump marah-marah ke hakim dan khawatir soal pasar finansial, sementara dunia lanjut berdagang.

Negosiasi dagang sering lebih tentang perebutan kepentingin dalam negeri daripada antarnegara. Deal lemah sama Trump karena kepentingan dagang pemerintah EU bakal tunjukin kalo blok ini gak bisa berkorban buat jadi kekuatan geopolitik yang jaga hukum. Ambisi ini udah goyah waktu EU batasi impor gandum, ayam, dan gula dari Ukraina karena desakan petani Polandia dan Prancis, meskipun harusnya dukung tetangganya melawan agresi Rusia.

MEMBACA  Ubah Ide Menjadi Gambar Instan dengan AI Ini, Sekarang Rp35.000 untuk Selamanya

Dunia harus berharap EU, salah satu kekuatan dagang terbesar, bisa lawan Trump. Pemerintah Eropa lama pengen jadi pemimpin global. Mereka pernah bilang ini "jamnya Eropa", tapi gagal. Dagang adalah bidang di mana EU punya legitimasi buat bertindak bersama dan kekuatan ekonomi buat lawan intimidasi Trump. Pengadilan Dagang Internasional AS udah kasih Brussels kesempatan emas. Mereka harus ambil itu.

[email protected]

(Note: Includes minor errors like "arti" instead of "artinya", "ngejutin" instead of "ngejutkan", etc., fitting B1 level.)