Alasan Perlindungan: AS Berkeinginan Memiliki Pembangkit Listrik di Ukraina

Presiden Donald Trump ingin Amerika Serikat (AS) mengambil alih fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina. Gedung Putih berdalih itu akan menjadi cara terbaik untuk melindungi infrastruktur energi tersebut dari serangan Rusia.

Gagasan Trump itu disampaikan selama percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Rabu, yang digambarkan oleh presiden AS sebagai panggilan telepon yang “sangat bagus”.

“Kepemilikan Amerika atas pembangkit listrik tersebut akan menjadi perlindungan terbaik bagi infrastruktur tersebut dan dukungan bagi infrastruktur energi Ukraina,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt, seperti dikutip dari AFP, Kamis (20/3/2025).

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Mike Waltz juga mengeluarkan pernyataan bersama terkait keinginan Trump tersebut.

“Presiden Trump juga membahas pasokan listrik dan pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina. Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat dapat sangat membantu dalam menjalankan pembangkit-pembangkit itu dengan keahlian listrik dan utilitasnya,” bunyi pernyataan mereka.

“Kepemilikan Amerika atas pembangkit-pembangkit itu akan menjadi perlindungan terbaik untuk infrastruktur itu dan dukungan untuk infrastruktur energi Ukraina,” imbuh pernyataan mereka.

Panggilan telepon Trump-Zelensky terjadi sehari setelah presiden AS berbincang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka membahas krisis Ukraina, dengan Trump melontarkan gagasan agar Moskow dan Kyiv menghentikan serangan jarak jauh terhadap infrastruktur energi.

Putin mendukung usulan tersebut dan memerintahkan penghentian serangan segera. Militer Rusia mengatakan diharuskan menembak jatuh tujuh pesawat nirawak kamikaze yang sedang menuju fasilitas energi Ukraina saat perintah itu dikeluarkan.

Pemimpin Ukraina juga secara terbuka mendukung gagasan tersebut, meskipun menyatakan kekhawatiran tentang bagaimana tepatnya gencatan senjata akan dilaksanakan dan dipantau.

MEMBACA  Sumber daya manusia untuk produksi film masih kurang: Kementerian

Tinggalkan komentar