Jakarta (ANTARA) – Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan bahwa ia berharap penyesuaian tarif tipping untuk pembuangan sampah untuk menarik minat investor dalam membangun insinerator, yang dapat mendukung upaya pengelolaan sampah.
Saat ini, tarif tipping di Jakarta adalah USD13.5 per ton, yang dianggap terlalu rendah untuk mendorong pembangunan fasilitas insinerator.
“Ternyata tidak ada yang berani membangun pabrik waste-to-energy dengan insinerator,” katanya di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, pada hari Rabu.
Pramono lebih lanjut mengatakan bahwa ia optimis bahwa jika tarif tipping disesuaikan oleh pemerintah pusat dan daerah, hal itu akan membantu menyelesaikan masalah sampah tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemerintah akan mendukung pembangunan pabrik waste-to-energy untuk mengatasi masalah sampah nasional.
Ia kemudian menyoroti rencana pemerintah untuk mengkonsolidasikan tiga peraturan presiden yang ada menjadi kerangka kerja komprehensif tunggal yang mengatur inisiatif waste-to-energy.
Menteri menekankan urgensi upaya tersebut, mengingat bahwa meskipun telah diterbitkan Peraturan Presiden No. 35 tahun 2018, yang mewajibkan pengembangan pabrik waste-to-energy di 12 kota, hanya dua pabrik semacam itu yang saat ini beroperasi di Indonesia.
Ia mengidentifikasi fasilitas tersebut sebagai Pabrik Benowo di Surabaya, Jawa Timur, dan Pabrik Putri Cemplo di Solo, Jawa Tengah.
Hasan juga membagikan rencana pemerintah untuk mempromosikan konversi sampah menjadi bahan bakar untuk industri semen dan baja.
Berita terkait: Menteri Zulkifli Hasan mendukung pengolahan waste-to-energy di Jakarta
Berita terkait: Jakarta memasukkan pengelolaan sampah 100 persen sebagai prioritas pada tahun 2026
Penerjemah: Lifia Mawaddah Putri, Yashinta Difa
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2025