Jauhkan dirimu, Santa Monica. Tampaknya Mars dulu memiliki pantai yang bisa menyaingi pantai California.
Tim peneliti internasional telah mengungkap bukti pantai berpasir “gayavakansi” yang sudah tidak ada lagi di Mars: lapisan batuan bawah tanah yang menunjukkan adanya laut kuno di bagian utara dengan ombak yang menghantam lembut, seperti yang dijelaskan dalam sebuah studi yang diterbitkan pada 14 Januari di jurnal PNAS. Pekerjaan mereka memperkuat penelitian sebelumnya yang menyarankan bahwa Mars pernah menjadi tuan rumah badan air besar dan lingkungan yang potensial untuk dihuni.
“Kami menemukan tempat di Mars yang dulu seperti pantai kuno dan delta sungai kuno,” kata Benjamin Cardenas, seorang ahli geologi di Universitas Pennsylvania State dan salah satu penulis studi tersebut, seperti yang dikutip dalam pernyataan universitas. “Kami menemukan bukti angin, ombak, banyak pasir—pantai yang sesungguhnya seperti liburan.”
Cardenas dan rekan-rekannya mempelajari data geologi yang dikumpulkan oleh rover China Zhurong pada tahun 2021 di area Mars bernama Utopia Planitia. Zhurong dilengkapi dengan radar penetrasi tanah, sebuah alat yang “memberikan kita pandangan tentang lapisan bawah permukaan planet, yang memungkinkan kita melakukan geologi yang tidak pernah kita lakukan sebelumnya,” kata Michael Manga, seorang ilmuwan planet di Universitas California, Berkeley, yang juga ikut dalam studi tersebut.
Data radar mengungkap lapisan batuan bawah tanah yang sangat mirip dengan struktur geologi di Bumi yang disebut “endapan pantai”—formasi yang condong ke bawah yang dibentuk oleh arus air yang menarik sedimen ke lautan. Para peneliti mengonfirmasi kesamaan ini dengan membandingkan data Mars dengan gambar radar dari endapan pantai di Bumi—bahkan sudut kemiringan bawah tanah Mars sejajar dengan yang ada di planet kita.
“Ini menonjol bagi kami sejak awal karena menunjukkan adanya ombak, yang berarti ada antarmuka dinamis antara udara dan air,” jelas Cardenas. “Ketika kita melihat kembali di mana kehidupan awal di Bumi berkembang, itu terjadi di interaksi antara lautan dan daratan, jadi ini menggambarkan gambaran lingkungan kuno yang dapat mendukung kondisi yang ramah terhadap kehidupan mikroba.”
“Kita cenderung berpikir tentang Mars hanya sebagai gambaran statis dari sebuah planet, tetapi itu sedang berevolusi. Sungai mengalir, sedimen bergerak, dan tanah dibangun dan tererosi.”
Setelah memastikan bahwa formasi tersebut tidak dapat dijelaskan oleh faktor lain seperti sungai, angin, atau aktivitas gunung berapi, para peneliti menyarankan bahwa formasi-formasi Mars, serta ketebalan sedimen mereka, menunjukkan keberadaan pantai samudera kuno.
“Kita melihat bahwa garis pantai dari badan air ini berevolusi dari waktu ke waktu,” tambah Cardenas. “Kita cenderung berpikir tentang Mars hanya sebagai gambaran statis dari sebuah planet, tetapi itu sedang berevolusi. Sungai mengalir, sedimen bergerak, dan tanah dibangun dan tererosi. Geologi sedimen ini dapat memberi tahu kita seperti apa pemandangan, bagaimana evolusinya, dan, yang penting, membantu kita mengidentifikasi di mana kita ingin mencari kehidupan masa lalu.”
Studi ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Mars dulu memiliki lautan raksasa, sambil juga menyarankan bahwa salah satu periode hangat dan basah Mars yang sangat diawasi mungkin berlangsung puluhan juta tahun.
Jika Mars benar-benar memiliki properti di tepi laut, pantai kuno itu mungkin menjadi salah satu tempat terbaik untuk mencari tanda kehidupan masa lalu. Misi masa depan dapat membantu menyelesaikan pertanyaan ini: Apakah mikroba pernah menghuni pantai ini, ataukah mereka hanya ombak yang bergulung di atas dunia kosong dan tanpa kehidupan?