Presiden Prabowo Subianto meminta Kabinet Merah Putih untuk memprioritaskan penguatan rantai pasok lokal untuk bahan baku yang digunakan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG), dengan fokus khusus pada telur.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Rachmat Pambudy, yang menyoroti penekanan Presiden pada penggunaan komoditas yang diproduksi secara lokal untuk program MBG.
“Presiden telah meminta kita untuk memastikan stabilitas rantai pasok produksi dan menekankan pentingnya telur sebagai sumber makanan bergizi,” ujar Pambudy saat konferensi pers di Istana Presiden Jakarta pada Jumat.
Presiden Prabowo juga menyarankan pendirian tambahan peternakan ayam di daerah di mana program MBG sedang dilaksanakan untuk menjamin pasokan telur jika diperlukan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan bahwa Presiden juga meminta pemberdayaan sumber daya lokal dan rantai pasok lokal untuk menjadikan program MBG sukses.
Dia menginformasikan bahwa Prabowo telah meminta kementerian, termasuk Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) serta Kementerian Koperasi, untuk mendukung penguatan rantai pasok produksi.
“Jika kita bertujuan untuk melayani 82,9 juta orang melalui program ini, kita akan membutuhkan 82,9 juta telur. Hal ini membutuhkan peningkatan kapasitas produksi yang signifikan untuk memenuhi permintaan,” tambahnya.
Menteri PDT Yandri Susanto menginformasikan bahwa ia berencana untuk meningkatkan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memperkuat rantai pasok produksi lokal untuk MBG.
Ia mengatakan bahwa ia optimis bahwa desa-desa di Indonesia, khususnya yang memproduksi komoditas, dapat memenuhi kebutuhan bahan baku untuk program MBG.
“Untuk produksi bahan baku, kita akan meningkatkan BUMDes. Akan ada desa-desa yang memproduksi padi, jagung, ikan, dan lain-lain. Kami siap untuk berhasil dalam program ini,” tegas Susanto.
Berita terkait: Memulihkan ekonomi lokal melalui program makanan bergizi gratis
Berita terkait: Menu makanan gratis harus memprioritaskan bahan lokal: KTNA
Translator: Livia Kristianti, Resinta Sulistiyandari
Editor: Primayanti
Hak cipta © ANTARA 2025