\”
loading…
Prabu Wastukancana merupakan salah satu penguasa di Kerajaan Galuh. Foto/SindoNews
SEMARANG – Prabu Wastukancana merupakan salah satu penguasa di Kerajaan Galuh . Sosok Wastukancana konon sejak kecil telah memiliki tanda istimewa, bahkan ketika kelahirannya ke tanah Sunda di Pulau Jawa bagian barat kala itu.
Tanda-tanda alam konon mengiringi kelahiran Prabu Wastukancana, mulai dari petir yang menyambar bertubi-tubi, kilat yang menyambar ke kiri kanan, depan, belakang serta atas bawah bumi. Tak hanya itu, konon petir itu kemudian bisa langsung berganti ke pancaroba.
Bayi itu konon dinobatkan menjadi raja kelak oleh Prabu Ciungwanara yang memiliki hubungan canggah dengan Wastukancana. Dikutip dari \”Waosan Babad Galuh: dari Prabu Ciungwanara hingga Prabu Siliwangi Naskah Kraton Kasepuhan Cirebon\”, terjemahan Amman N. Wahju, bayi itu lantas dinamakan Prabu Wastukancana. Konon saat kelahiran bayi inilah kembali gejala alam menyambut kelahirannya.
Gempa bumi menjadi pertanda, yang menggetarkan segala arah. Suara dari Sanghyang Alam yang turut menyaksikan kelahiran raja baru di bumi Pajajaran, sang bayi Prabu Wastukancana. Atas kehendak Prabu Ciungwanara si bayi dipelihara sendiri oleh Prabu Sepuh sampai pengganti raja di Pakuan itu siap menggantikan. Banyak yang datang menyatakan kegembiraan dan memuji tuannya yang baru lahir.
Awalnya Prabu Wastukancana diasuh oleh kerabat Prabu Ciungwanara dari Gunung Rancakowek. Dialah yang kemudian menjaga Wastukancana kemana-mana. Saat masih kecil inilah Wastukancana konon sudah memerintah para menak yang berada di timur Pajajaran seperti sebelumnya yaitu mulai dari Cilutung, dan ke arah timur hingga ke Cipamali. Itulah yang diperintah oleh Prabu Wastukancana penguasa Sunda negari.
Pepatihnya bernama Patih Burung Krendha yang berupa burung. yang juga menjadi pengasuhnya. Tugasnya menghindarkan raja dari malapetaka itulah sebabnya dia diangkat menjadi pepatih. Dibandingkan dengan manusia, masih lebih pandai burung Wiring ini. Tumenggungnya bernama Tumenggung Natakriya Pakuaji dari Cigasong, kelebihannya dia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Ki Demang Bantar Panjang, pandai dalam hal memutuskan perkara, dan menyelesaikan masalah perdata, dan Ngabehi Sokapudang yaitu yang menjaga negara, dan tempat tinggal raja. Lengkap sudah menak bupatinya. Sebagaimana adatnya yang berlaku, raja dilindungi oleh para leluhur.
Sanghyang Parwatali melindungi sang cucu bersama dengan kakek Sanghyang Talibarat, yang selalu mendampingi turunan Pajajaran. Belum lagi para saudaranya yaitu, Gelap Nyawang Karang Sembung, Gelap Sanghyang Talaga, dan Gelap Nyanggreng kalangkeng pandengel wijung, yang kesemuanya menjaga kedudukan Prabu Wastukancana sebagai Narpati. Oleh karena itu dikisahkan daerah Pajajaran, tidak pernah diterjang oleh angin ribut, atau gangguan alam lainnya.
(cip)
\”