Dan Niles memiliki posisi long 4 dan short 3 dari saham Magnificent 7

Manajer portofolio senior dan pendiri Satori Fund, Dan Niles, membagikan strateginya untuk bermain saham Magnificent 7. Dalam wawancara dengan CNBC’s “Squawk on the Street” pada hari Rabu, Niles mengungkapkan bahwa saat ini ia memiliki posisi long (membeli) pada saham Meta Platforms, Amazon, Nvidia, dan Microsoft, serta posisi short (menjual) pada saham Apple, Tesla, dan Alphabet. Short selling adalah posisi bearish yang dilakukan oleh manajer hedge fund dengan meminjam saham dan menjualnya, dengan harapan dapat membelinya kembali dengan harga lebih murah di masa depan. “Kita semua tahu bahwa pendapatan, dalam jangka pendek, tidak mempengaruhi pergerakan saham,” ujarnya mengenai strategi investasinya. “Yang mempengaruhi adalah rasio harga terhadap pendapatan (price-to-earnings ratio). Jangka panjang, pendapatan selalu penting, dan saya pikir hal tersebut mulai terlihat saat ini.”

Kecuali untuk saham Apple dan Tesla, saham-saham Magnificent 7 telah mendorong kenaikan pasar sepanjang tahun ini, meningkatkan indeks Nasdaq Composite dan S&P 500 masing-masing sebesar lebih dari 5% dan 4%. Nvidia dan Meta Platforms telah menjadi pemimpin, dengan kenaikan sekitar 48% dan 33%, sedangkan saham Apple dan Tesla mengalami penurunan sekitar 5% dan 25%. Niles menyebut strateginya untuk melakukan short selling pada beberapa saham sebagai fokus pada “pendapatan sebenarnya” dan fundamental perusahaan, bukan sebagai lindung nilai. Ia mencatat bahwa Apple telah mengalami penurunan pendapatan selama beberapa kuartal terakhir, sementara Alphabet baru-baru ini melewatkan target pencarian (search numbers) mereka. Salah satu alasan Niles memfavoritkan Meta Platforms adalah rasio harga terhadap pendapatan perusahaan tersebut, yang hanya sedikit di atas rasio S&P 500, dan peningkatan angka iklan yang kuat.

“Harganya naik dengan kuat [pada tahun 2024], tetapi itu didorong oleh pendapatan,” katanya. “Tidak seperti Apple atau Tesla, laba per saham Meta pada kuartal Desember tahun lalu naik sekitar 90%. Jadi ada alasan mengapa sahamnya hampir tiga kali lipat.” Untuk Amazon, Niles mengharapkan laba per saham (GAAP EPS) akan melipat gandakan antara tahun 2023 dan 2025, sementara Microsoft diharapkan akan mendapatkan manfaat dari Copilot dan investasinya di OpenAI.

MEMBACA  Saham jatuh setelah data inflasi panas