Otoritas Venezuela telah melepaskan lebih dari 100 orang yang ditangkap setelah pemilihan presiden yang diperebutkan bulan Juli, menurut kelompok hak lokal.
Sejauh ini, kami telah memverifikasi 107 tahanan politik, karena situasi pasca-pemilu, yang dibebaskan di Venezuela,” kata Alfredo Romero dari NGO Foro Penal.
Kelompok tersebut mengatakan lebih dari 1.800 orang ditangkap karena peran mereka dalam protes massal setelah pemilihan Juli.
Otoritas pemilihan yang setia kepada Presiden Nicolás Maduro mengumumkan dia sebagai pemenang, tetapi klaim tersebut secara luas ditolak oleh komunitas internasional.
Setelah Maduro mengklaim kemenangan, protes anti-pemerintah pecah.
Ratusan orang telah dituduh melakukan kejahatan termasuk terorisme, hasutan kebencian, dan perlawanan terhadap otoritas, menurut Human Rights Watch.
Foro Penal mengatakan tahanan telah dibebaskan di empat penjara berbeda. Video yang dipublikasikan di media sosial menunjukkan tahanan dibebaskan sambil disambut tepuk tangan oleh penonton.
Maduro akan memulai masa jabatan keenamnya selama enam tahun pada bulan Januari. Hasil resmi untuk pemilihan Juli yang diterbitkan oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE) menyatakan Maduro, 61 tahun, memenangkan 52% suara dari calon oposisi Edmundo González 43%.
Namun, oposisi mengatakan mereka memiliki bukti bahwa González memenangkan dengan selisih yang nyaman, dan mengunggah perincian perhitungan suara ke internet yang menunjukkan González mengalahkan Maduro dengan meyakinkan.
CNE mengatakan tidak bisa mempublikasikan catatan suara karena data telah dicoroti oleh peretas.
González diberikan suaka politik di Spanyol pada bulan September.