PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali menjadi mitra distribusi penjualan Sukuk Tabungan (ST013) yang diterbitkan oleh pemerintah. Sukuk Tabungan adalah salah satu jenis Surat Berharga Syariah Negara (SBSN Ritel) yang sesuai dengan prinsip syariah dan dijual kepada individu Warga Negara Indonesia (WNI) melalui Mitra Distribusi di Pasar Perdana domestik.
Sukuk Tabungan seri ST013-T2 dan ST013-T4 adalah seri terbaru yang ditetapkan oleh pemerintah dan mulai dibuka penawarannya pada 8 November – 4 Desember 2024. ST013 memiliki dua seri yaitu ST013-T2 (tenor 2 tahun & imbal hasil 6,40%) dan seri ST013-T4 (tenor 4 tahun & imbal hasil 6,50%). Karakteristik ST013 termasuk tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder tetapi memiliki fasilitas early redemption yang memungkinkan investor menerima sebagian pelunasan pokok oleh pemerintah sebelum jatuh tempo.
Investasi ST013 menawarkan keuntungan seperti jaminan pokok dan imbalan oleh Undang-Undang, imbalan floating with floor yang mengikuti BI 7-Day Reverse Repo Rate dan dibayarkan tiap bulan, besaran imbalan di atas rata-rata tingkat suku bunga deposito perbankan, dan kemudahan investasi dengan minimum pembelian Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta.
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani, mengungkapkan bahwa peran BRI sebagai mitra pemerintah dalam pemasaran produk sukuk merupakan bagian dari komitmen perseroan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan inklusi keuangan di Indonesia. BRI juga berkomitmen menyediakan alternatif investasi yang aman dan menarik bagi masyarakat serta menciptakan nilai ekonomi dan sosial bagi masyarakat Indonesia.
Proses pembelian ST013 melalui BRImo melibatkan registrasi, pembuatan SID (Single Investor Identification) dan rekening surat berharga (rekening efek), pendaftaran investor melalui SBN Online BRI, pemesanan melalui website SBN Online BRI dan BRImo, dan menerima konfirmasi kepemilikan SBN melalui email.
Teknologi Asal Denmark Kini Dorong Produksi Lokal dengan Meningkatkan Pabrik di Jakarta
Investasi strategis ini hadir di saat yang tepat melihat permintaan air di Indonesia melonjak akibat pertumbuhan penduduk yang pesat, pertumbuhan ekonomi, dan urbanisasi
VIVA.co.id
15 November 2024