Kamis, 26 September 2024 – 09:26 WIB
Jakarta, VIVA – Indeks harga saham gabungan atau IHSG melemah 17 poin atau 0,23 persen di level 7.723, pada pembukaan perdagangan Kamis, 26 September 2024.
Baca Juga :
Bursa Asia Rebound Ditopang Lonjakan Cuan Indeks Saham China
Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memprediksi bahwa IHSG berpotensi teknikal rebound pada perdagangan hari ini.
\”Hari ini IHSG berpotensi teknikal rebound usai kemarin asing net sell karena outflow efek stimulus China,\” kata Fanny dalam riset hariannya, Kamis, 26 September 2024.
Baca Juga :
IHSG Sesi I Jatuh Terseret Anjloknya Sektor Keuangan, Intip 4 Saham Tetap Perkasa
Bursa Asia-Pasifik beragam pada perdagangan Rabu kemarin, ditopang oleh rencana pemerintah China yang akan mengeluarkan stimulus untuk memacu perekonomian China.
Ilustrasi papan saham IHSG.
Baca Juga :
Dibuka Memerah, IHSG Diproyeksi Lanjutkan Rebound Seiring Penguatan Bursa Asia-Pasifik
Indeks Straits Times Singapura melemah 1,09 persen, Nikkei 225 Jepang turun 0,19 persen, KOSPI Korea Selatan melemah 1,34 persen, dan ASX 200 Australia turun 0,19 persen. Sedangkan, Hang Seng Hong Kong naik 0,68 persen, Shanghai Composite China menguat 1,16 persen, dan Taiex Taiwan naik 1,47 persen.
Kemarin, People\’s Bank of China (PBoC) berencana memberikan stimulus moneter dan dukungan bagi pasar properti di China. PBoC juga akan memangkas suku bunga repo tujuh hari sebesar 0,2 persen menjadi 1,5 persen. Suku bunga deposito dan suku bunga lainnya juga akan turun.
\”Sementara di Australia, indeks harga konsumen (CPI) secara month-to-month (mtm) mengindikasikan perlambatan tingkat inflasi,\” ujar Fanny.
Pada bulan Agustus, kenaikan CPI secara year-on-year (yoy) tercatat sebesar 2,7 persen, menandai level terendah dalam tiga tahun terakhir. Namun, perlambatan dari tingkat inflasi 3,5 persen di bulan Juli sesuai perkiraan.
\”Level support IHSG di 7680-7700, sedangkan level resist berada di 7800-7850,\” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
\”Sementara di Australia, indeks harga konsumen (CPI) secara month-to-month (mtm) mengindikasikan perlambatan tingkat inflasi,\” ujar Fanny.