VTuber Anime Girl Laris Manis Jual Tiket Konser, tapi Apakah Mereka ‘Nyata?’ Tergantung pada Siapa yang Ditanya

Aku sedang berada di konser yang sudah terjual habis di Hollywood, dan aku satu-satunya orang di venue berkapasitas 1.200+ yang enggak tau lagu-lagu yang dibawain. Salah satu penampil baru aja selesai, dan semua orang di sekelilingku mulai nyanyi-nyanyi dan geleng-gelengin light stick mereka. Kami nggak perlu nunggu lama: Kou Mariya, salah satu headliner, muncul. Bukan di atas panggung, tapi di layar raksasa yang membentang sepanjang panggung. (Dia nggak bakal pernah muncul di panggung, soalnya dia itu vampir anime pirang berusia 6.669 tahun yang cuma ada di dunia virtual.) Mariya mulai nyanyi dalam bahasa Jepang. Seorang pria dewasa di sebelahku kayaknya hampir nangis.

Selamat datang di Fantastic Reality, mini-festival di Vermont Theater yang menampilkan delapan VTuber utama—semuanya cewek anime dengan warna mata dan rambut yang beragam—di venue langsung, ditemanin musisi IRL. Aku di sini buat cari tau kenapa fans rela bayar sampe $180 (harga tiket VIP) demi bisa nonton mereka secara langsung, daripada lewat layar dari rumah yang nyaman.

FOTO: ERICA HERNANDEZ

Kalau kamu belum pernah liat VTuber, mungkin cuma masalah waktu aja. VTuber udah ada sekitar sepuluh taun di Jepang, ngisi acara dari stasiun cuaca online sampe peluncuran iPhone, tapi popularitasnya melejit di luar Jepang pas masa karantina Covid. Kalau kamu suka nonton apapun online—masak, main game, sejarah—ada versi VTuber-nya. Namanya gabungan dari ‘Virtual YouTuber,’ dan kayak yang tersirat, ini streamer atau pembuat video, tapi alih-alih nunjukkin wajah asli, penonton liat avatar 2D atau 3D.

Secara teknis, VTuber bisa punya penampilan atau tema apapun (favoritku: mantan Yakuza pakai baju penjara yang bahas kejahatan terorganisir), tapi yang paling populer tuh cewek anime dengan suara imut. Beberapa VTuber ini juga nyanyi, dari sekadar karaoke streaming sampe video musik lengkap. Kalau VTuber-nya udah cukup besar, fans juga bisa dengerin lagunya di platform streaming besar. Pasar terus berkembang: Minggu lalu, agensi VTuber besar Hololive meluncurkan label rekaman. Yang bawa kita balik ke konser tadi.

MEMBACA  Hukum Kemasan Jerman yang Menargetkan Penjual Global

Sebagian besar dari acara yang berlangsung sekitar tiga jam, ada tiga musisi manusia di panggung: drummer, bassis, dan gitaris, yang mengiringi parade cewek anime yang muncul di monitor raksasa (satu di tengah, dua mengambang di kanan dan kiri). Dua DJ, Mono Monet, VTuber rambut ungu yang berganti-ganti genre dari filter house ke gabber, dan JOENN, DJ manusia beneran yang muncul di panggung buat nutup malam dengan set yang lebih frenetik, bisa dengan mudah nyatu (secara musik) di rave manapun. Tapi inti acaranya tuh apa yang mungkin bakal disebut pendengar biasa sebagai “musik anime,” kadang nyimpang ke lagu-lagu konyol (Issa Corva: “Aku benci ketumbar, sayang / Aku benci kamu hampir sama kayak / aku benci ketumbar, sayang”) sampe rap link-in-bio yang sama konyolnya (CottontailVA: “Salut buat gooners-ku / yang kasih Fansly ku cinta”).

Mariya, vampir anime seksi yang udah disebutin tadi, mulai jadi VTuber di 2020, pas tepat waktunya buat manfaatin popularitas yang didorong karantina waktu semua orang nyari teman parasosial. Kontennya beragam dari main game, ngobrol, video ASMR (kadang cuma buat member), sampe karaoke, dan dia juga udah rilis single di layanan streaming.

“Bayangin aja Paramore, tapi Hayley Williams-nya cewek anime.”

Kou Mariya, VTuber vampir berusia 6.669 tahun

Aku udah nonton beberapa streamnya, tapi aku nggak tau apa yang bakal terjadi di konsernya. Materi promosi acaranya janji bakal ada band manusia langsung, tapi gimana tepatnya dia bakal berinteraksi sama mereka?

Jadi aku ngobrol sama dia dari jarak jauh, beberapa hari sebelum acara. Video call dimulai, dan dia muncul persis kayak di stream-streamnya. Maksudku beneran: aku ngobrol sama avatar yang diliat fans-fansnya.

MEMBACA  Apa yang Mendorong Masalah Tesla? | WIRED