Ulasan Nike x Hyperice Hyperboot: Pemulihan Pasca-Lari yang Bisa Dipakai

Semua orang suka pijatan kaki yang nikmat. Sebagai seorang pelari yang sering mengalami plantar fasciitis, aku sering butuh pijatan kaki yang bagus. Jadi, saat dengar tentang kolaborasi Nike x Hyperice untuk membuat sepatu dengan fitur kompresi dan pemanas bawaan, aku langsung penasaran.

Hyperboots ini punya teknologi kompresi udara yang sama dengan Hyperice Normatec boots ($899) yang populer di kalangan pelari. Satu-satunya kekurangan Normatec adalah kamu harus berbaring saat memakainya (sebenarnya bukan masalah besar, tapi berarti kamu nggak bisa banyak bergerak selama pemulihan). Dengan Hyperboots, kamu bisa merasakan sensasi kompresi di kaki dan pergelangan sambil beraktivitas. Berkat sentuhan Nike, desainnya lebih mirip sneaker modern ketimbang alat terapi.

Nuansa Retro

Foto: Kristin Canning

Foto: Kristin Canning

Pertama kali mencoba Hyperboots, aku langsung senang banget. Ada sesuatu yang seru dari sepatu dengan fitur tambahan. Ini mengingatkanku pada Heelys dan sepatu tenis bercahaya yang populer di tahun 90-an. Saat menyalakannya lewat tombol di tumit, sepatu otomatis mengembang untuk kenyamanan dan kompresi ringan. Kompresi ini mencakup bagian tengah kaki, tumit, dan pergelangan.

Aku pakai ukuran kecil (tersedia S, M, L, XL, XXL), tapi masih kebesaran untuk kakiku yang ukuran 8. Namun setelah diaktifkan, sepatunya jadi cukup nyaman untuk dipakai berjalan tanpa kaki tergelincir.

Kamu bisa atur level kompresi dan panas (masing-masing 3 level), dan tekan tombol play untuk memulai pijatan udara. Sepatu sinkron jika keduanya dipakai. Suara kompresi mirip dengung pesawat—tidak terlalu mengganggu. Bisa diisi daya dengan kabel USB-C dan adaptor bawaan, tahan hingga 1,5 jam.

Pijatan dan panasnya sangat nyaman saat aku beres-beres rumah. Solnya empuk dan berbentuk rocker, membantuku melangkah dengan mudah. Traksi di depan dan belakang cukup baik. Sayangnya, dukungan lengkung kakinya kurang, jadi tidak disarankan untuk jalan jauh jika punya lengkung tinggi seperti aku (kecuali pakai insole tambahan). Desain atasnya kokoh dan tahan cipratan air (meski nggak sepenuhnya waterproof).

MEMBACA  2 Pemain Juventus Bisa Menjadi Korban Untuk Mendapatkan Greenwood

Setting kompresi tertinggi enak buat kakiku, tapi agak terlalu ketat di pergelangan saat berjalan. Pijatan berlangsung 20 menit, bisa diulang jika perlu. Pengaturan panas maksimal 125°F terlalu panas buatku—level terendah (111°F) sudah cukup terasa terapeutik.

Setelah Olahraga

Foto: Kristin Canning

Setelah mencoba di rumah, aku pakai sepatu ini usai snowboard seharian dengan 13.000 kaki vertikal. Rasanya luar biasa bisa mengemudi pulang sambil kaki dipijat dan dihangatkan. Sepatu ini membantu mengurangi penumpukan asam laktat di kaki dan pergelangan setelah banyak gerakan di binding. Pijatannya bisa dilanjutkan sampai di rumah sambil nyuci baju dan piring.