Ulasan Mesin Espresso Ninja Luxe Cafe Premier: Keberuntungan Pemula

Saya sangat mengapresiasi pendekatan Ninja terhadap sistem pengukus susu di Luxe. Beberapa mesin kopi otomatis menyertakan wadah susu yang harus bolak-balik dari kulkas, seperti yang ada di daftar ini. Tapi Luxe tetap klasik dengan pitcher yang bisa diisi susu dan wand yang mulai mengukus cukup dengan menekan tombol—alasan lain mengapa ini cocok bagi yang ingin minuman kopi ala barista tanpa ribet.

Kamu bisa mengukus susu manual jika mau, atau pilih dari empat pengaturan, termasuk foam dingin. Ada juga opsi untuk susu nabati, dan Luxe otomatis menyesuaikan. Saya hampir tak pernah mengalami masalah dengan frother-nya dan suka berlatih seni latte, meski mulut pitcher kurang ideal untuk itu.

Keunikan dan Kualitas

Luxe punya hopper yang bisa dilepas dan pemanasan cepat—sangat bagus. Di sebelah kiri mesin, banyak proses pembuatan kopi berlangsung. Sebelum menggiling, funnel ditaruh di portafilter untuk menahannya. Sayangnya, setelah beberapa bulan, sudut plastik funnel mulai retak.

Kalau tidak dipakai, funnel disimpan di sisi kiri mesin bersama tamper bertekanan. Saya suka tamper ini karena sering overthink saat menekan (Apa tekanannya cukup? Permukaannya rata?). Tamper Luxe didesain untuk tekanan yang pas.

Sayangnya, tangki air tidak dilengkapi filter. Baki tetes mudah dilepas dan dibersihkan. Ada tanda oranye yang muncul saat baki perlu dikosongkan. Rata-rata, saya mengosongkannya setiap 4-5 minuman. Beberapa kali mesin bocor meski baki sudah kosong.

Raknya muat untuk shot espresso 2 ons, tapi bisa dilepas untuk gelas travel hingga 18 ons. Salah satu keluhan umum adalah portafilter berkepala dua tapi rak atau baki tetes tidak cukup untuk dua cangkir espresso—aneh. Namun, kekurangan terbesarnya adalah tidak ada keran air panas, fitur yang saya suka di mesin seperti De’Longhi Magnifica Start.

MEMBACA  Ulasan Kasur Tidur Therm-a-Rest NeoLoft: Kenyamanan Backcountry yang Empuk

Masalah saya dengan peralatan Ninja adalah kadang mereka terlalu berambisi, seperti cooler dengan “frost vault” tambahan. Tapi Ninja Luxe Cafe berbeda—sangat sengaja bersaing dengan mesin espresso modern. Hasil espressonya konsisten dan kuat, meski kadang kurang stabil. Kopi tetesnya cukup enak, sedangkan cold brew terkadang pahit karena menggunakan air suhu ruang dari filter.

Seperti banyak produk Ninja, mesin ini berada di posisi aneh. Pecinta kopi mungkin lebih memilih mesin sederhana tanpa fitur Luxe, sementara pemula mungkin ragu berinvestasi pada gaya “all-in-one”-nya. Tapi secara keseluruhan, ini perangkat berkualitas dengan harga wajar yang membuat saya menghargai Ninja dalam hal kopi.