Drum Rack punya batasan-batasannya juga. Pads harus menggunakan Drum Sampler yang baru, bukan Simpler, dan mereka tidak bisa memiliki rantai efek individual. Sebaliknya, semua efek perlu diterapkan pada seluruh Drum Rack.
Pilihan efek Anda cukup bagus. Ada delapan efek total: reverb, delay, saturator, redux, chorus-ensemble, phaser-flanger, channel EQ dan dynamics (kombinasi EQ dan kompresor). Setiap trek bisa memiliki dua efek, ditambah ada dua efek master.
Konektivitas terbatas, tapi tidak terlalu banyak. Ada audio in dan out 3.5-mm plus port USB-A untuk menghubungkan pengontrol MIDI eksternal jika Anda lebih suka keyboard daripada pads, dan port USB-C untuk pengisian daya yang juga memungkinkan Anda menggunakan Move sebagai pengontrol dan antarmuka audio dengan Live.
Mungkin yang paling penting, Move terhubung ke Wi-Fi, yang merupakan cara Anda mendapatkan pembaruan perangkat lunak dan mengelola set, sampel, dan preset (Drift dan Drum Rack hanya untuk saat ini). Ini juga memungkinkan Anda melakukan cadangan set ke Ableton Cloud dan menyinkronkan tempo dengan instrumen, DAW, dan VST yang mendukung Ableton Sync.
Sebuah Kontroler yang Layak
Meskipun Ableton pada dasarnya memasarkan Move sebagai perangkat mandiri, itu juga bisa berfungsi sebagai kontroler MIDI. Meskipun tidak sekomplit Push, Move masih memiliki banyak fitur khusus Live yang seharusnya membuatnya menarik bagi siapa pun yang menggunakan DAW tersebut. Salah satunya, pemetaan pads dan enkoder dilakukan secara otomatis untuk plug-in pihak pertama Ableton.
Anda tidak bisa menggunakannya untuk melakukan pengeditan MIDI yang halus atau untuk menjelajahi preset, tetapi perekaman dasar, looping, dan pemicuan klip semuanya didukung. Juga Capture MIDI, yang bagus untuk saat Anda lupa untuk menekan tombol rekam atau hanya bermain-main dan menemukan sesuatu yang Anda suka. Ini akan mengambil sekelompok catatan terakhir yang Anda mainkan dan memasukkannya ke dalam klip.
Foto: Terrence O’Brien