Teknologi Rekondisi Selalu Jadi Pilihan untuk Anda, dan Bisa Jadi yang Paling Menyenangkan

Sudah bertahu-tahun aku menulis tentang gerakan hak untuk memperbaiki dan mencari cara lebih berkelanjutan untuk membeli teknologi. Tapi baru awal tahun ini, saat perjalanan biasa di Tube melintasi London, aku pertama kali dengar tentang Back Market, pasar teknologi rekondisi asal Prancis.

Sambil menghindari kontak mata dengan penumpang lain—sesuai etika di Tube—pandanganku tertarik pada iklan Back Market di atas jendela. “Maaf, kucing. Sekarang teknologi juga punya banyak nyawa,” tulisnya. Lucu dan langsung bikin penasaran.

Ternyata aku ketinggalan info, dan ini cuma satu dari banyak iklan nakal Back Market di jaringan London Underground dan lainnya. Menurut CEO Back Market, Thibaud Hug de Larauze, di SXSW London, kampanye mereka bertujuan menormalisasi beli teknologi rekondisi dengan pendekatan menyenangkan.

“Jangan bikin orang merasa bersalah karena beli barang baru,” katanya. “Itu nggak bakal berhasil atau ubah perilaku mereka.”

Memperpanjang umur ponsel, laptop, atau perangkat lain—entah lewat perbaikan, program tukar tambah yang bertanggung jawab, atau membeli rekondisi—sangat krusial untuk mengurangi limbah mineral langka dan tekanan pada alam yang memperparah krisis iklim. Topik serius, tapi Back Market memilih pendekatan ringan untuk memicu “revolusi yang menyenangkan” di dunia teknologi bekas, kata Hug de Larauze.

Bergabung dalam revolusi ini baik untuk Bumi dan kesehatan masyarakat di negara berkembang yang terdampak pertambangan mineral atau pengolahan sampah elektronik. Plus, menghindari kenaikan harga teknologi baru akibat tarif.

Gerakan perbaikan dan rekondisi

Back Market bukan satu-satunya platform yang mau membeli teknologi lama dan menjual perangkat rekondisi, tapi mereka bagian dari gerakan perubahan yang lebih luas. Tahun ini, mereka bermitra dengan iFixit, yang menyediakan alat perbaikan sekaligus advokasi aturan hak reparasi.

MEMBACA  Potongan harga Tesla menurunkan nilai mobil sehingga produsen kendaraan listrik mengirimkan cek ke perusahaan leasing untuk menggantinya.

“Kami ingin memungkinkan orang memperbaiki perangkatnya sendiri jika bisa,” kata Hug de Larauze. “Kalau tidak, tukar tambah saja dengan mudah dan beralih ke rekondisi.”

Kedua perusahaan mendorong pengguna memakai ponsel selama lima tahun—bukan rata-rata dua setengah tahun saat ini—serta mendesak produsen memperpanjang dukungan software hingga 10 tahun.

Tapi Hug de Larauze punya permintaan lebih besar untuk perusahaan teknologi: saat dukungan berakhir, ia ingin hardware dilepas dari sistem operasi agar bisa difungsikan ulang—misalnya, iPhone tua jadi kamera pengawas dengan software berbeda.

Mungkin terdengar sulit bagi produsen, terutama soal keamanan. Tapi dunia rekondisi bergerak cepat: tahun lalu saja, lebih dari sejuta perangkat terjual lewat Back Market, dan ada tanda-tanda orang mulai memakai ponsel lebih lama serta lebih sering tukar tambah.

“Ini tentang membangun ekosistem layanan global agar semua orang bisa memperbaiki perangkatnya,” jelasnya. “Kalau tidak bisa, ya tukar tambah dengan mudah ke perangkat rekondisi.”