Tungguannya Akhirnya Berakhir
Setelah bertahun-tahun dijanjikan oleh CEO-nya yang eksentrik, Tesla akhirnya meluncurkan layanan robotaxi yang sangat dinantikan pada 22 Juni di Austin, Texas. Peluncuran ini menjadi kunci bagi masa depan perusahaan.
Ini bukan sekadar fitur baru, melainkan fondasi dari narasi Elon Musk bahwa Tesla bukan cuma produsen mobil, tapi kekuatan AI dan robotika yang mengubah dunia. Di tengah persaingan ketat dengan rival Tiongkok seperti BYD, sukses atau gagalnya visi otonom Tesla akan menentukan babak selanjutnya.
"Peluncuran robotaxi @Tesla_AI dimulai di Austin siang ini dengan tarif tetap $4,20!" cuit Musk di X, disusul ucapan selamat untuk timnya.
Layanan ini dimulai dengan 10-20 Model Y SUV yang beroperasi di jalan umum. Dalam demo Tesla, pengguna di area "geofence" di Austin selatan bisa memesan melalui aplikasi khusus. Konsepnya sederhana: taksi tanpa pengemudi.
Namun, kenyataannya lebih hati-hati. Peluncuran terbatas ini hanya melibatkan selebritas dan penggemar tertentu. Video resmi Tesla memperlihatkan "pengawas keselamatan" duduk di kursi penumpang—kontras dengan mimpi otonom penuh.
Musk mengakui, perusahaan "sangat paranoid soal keamanan". Wajar, mengingat hukum Texas yang mewajibkan izin untuk kendaraan otonom mulai 1 September.
Robotaxi Tesla didukung sistem Full Self-Driving (FSD) versi terbaru dan delapan kamera. Bedanya, Tesla klaim sistemnya tak butuh pemetaan area mahal. "Langusng bisa dipakai," tulis mereka di X, sambil menjanjikan ekspansi ke San Francisco dan Los Angeles.
Bagi Musk, ini puncak janji lama. Ia membayangkan armada masa depan seperti Cybercab dan Robovan tanpa kemudi atau pedal, yang bisa menambah nilai pasar Tesla sebesar $5-10 triliun. Pada 20 Juni, nilai Tesla $1,04 triliun—peringkat 11 global. Bandingkan dengan Microsoft ($3,54T), Nvidia ($3,50T), dan Apple ($3,00T).
Analis seperti Dan Ives optimis: "Ini awal era emas kendaraan otonom untuk Tesla di Austin." ARK Invest Cathie Wood memprediksi robotaxi bisa sumbang 90% laba Tesla pada 2029. Jika benar, peluncuran ini krusial.
Tapi masalah besar: Tesla mungkin telat.
Waymo, pemimpin pasar saat ini, sudah beroperasi di Austin dengan cakupan lebih luas, plus Phoenix, San Francisco, dan Los Angeles. Zoox (didukung Amazon) aktif di Las Vegas dan sedang uji coba di kota lain. Pertanyaannya bukan apakah robotaxi Tesla bekerja, tapi seberapa cepat dan baik dibanding pesaing.
Skeptis menganggap proyeksi Musk berlebihan. "Nilai apa yang akan melekat pada otonomi Tesla jika harus berbagi pasar dengan kompetitor?" tanya investor Gary Black, yang telah menjual semua saham Tesla.
Inilah pertanyaan bernilai triliunan: Apakah peluncuran di Austin menjadi awal babak baru Tesla, atau sekadar langkah hati-hati yang ketinggalan zaman di arena yang sudah dikuasai orang lain?