Salah satu perubahan besar dalam lompatan generasi Nintendo ke Switch 2 adalah kartrid game baru. Bukan pergeseran estetika—kini berwarna merah, untuk membedakannya dari warna abu-abu Switch asli—tapi karena, dalam banyak kasus, kartrid ini tidak akan berisi game sama sekali.
Sementara semua game pertama-party Nintendo diperkirakan akan dirilis dalam bentuk kartrid, publisher lain mungkin memilih untuk merilis judul Switch 2 mereka dalam bentuk “kartu kunci game.” Ini tidak menyimpan data game, melainkan berfungsi sebagai lisensi fisik untuk mengakses dan memainkan versi digital suatu game. Menurut Nintendo, setelah pemain memasukkan kartu kunci game ke konsol, mereka akan diminta untuk mengunduh game terkait. Koneksi internet diperlukan untuk mengunduh game dan fitur online, tapi selain itu, game dari kartu kunci bisa dimainkan offline seperti biasa, selama kartrid fisik tetap terpasang—keberadaannya berfungsi sebagai alat autentikasi perangkat lunak.
Ini adalah langkah yang menuai kontroversi di kalangan fans dan beberapa developer (mantan pimpinan Assassin’s Creed dan Far Cry, Alex Hutchinson, berkata, “Menurutku ini agak membosankan,” sementara CEO Nightdive Studios, Stephen Kick, menyebut langkah ini “sedikit mengecewakan”) dan mungkin membingungkan konsumen, meskipun Nintendo berencana untuk menandai kemasannya dengan jelas. Namun, langkah ini juga memiliki beberapa keuntungan—dan mungkin menjadi pertanda masa depan industri game secara keseluruhan.
Lebih Baik Daripada Tidak Ada Sama Sekali
Mungkin keunggulan terbesar kartu kunci game adalah mereka lebih baik daripada alternatif saat ini, yaitu… tidak ada sama sekali. Kartrid Switch adalah format penyimpanan eksklusif, yang berarti harganya lebih mahal per GB dibanding media massal. Akibatnya, beberapa publisher menjual game dalam format “kode dalam kotak”—kotak Switch kosong berisi kode unduhan digital sekali pakai untuk Nintendo eShop.
Meskipun jenis rilis ini secara teoritis mengisi celah pasar, memberikan produk fisik ke toko offline dan, bahkan bagi penjual online, sesuatu yang bisa dikirim—berguna sebagai hadiah—format ini selalu terasa aneh. Kolektor biasanya menginginkan game fisik di rak mereka, sementara yang tidak peduli dengan koleksi fisik mungkin lebih memilih toko digital. Bagaimanapun, setelah kode digunakan, pelanggan hanya memiliki kotak plastik kosong tanpa nilai sekunder. Format kode dalam kotak pada akhirnya boros bahan dan berakhir di tempat sampah.
Kartu kunci game sedikit banyak mengatasi masalah ini. Bagi kolektor, mereka memiliki sesuatu di rak, membuat koleksi terasa nyata, sementara pemain kasual bisa mencoba game yang belum pasti disukai. Ini karena kartrid tidak terikat ke akun pengguna—siapa pun yang memiliki kartrid bisa mengunduh salinan game. Karena kartrid itu sendiri adalah kuncinya, kamu bisa meminjamkan, menjual, atau menukarnya seperti kartrid generasi sebelumnya, dan hanya yang memilikinya secara fisik yang bisa bermain.
Masih ada faktor kenyamanan, karena kamu harus memasang kartrid ke Switch 2 untuk memainkan game, tidak seperti pembelian digital. Tapi ini tetap lebih fleksibel dan ramah konsumen dibanding kode sekali pakai. Kita akan melihat preferensi pemain dengan rilis pertama Switch 2, seperti EA’s Split Fiction yang tetap menggunakan pendekatan “kode dalam kotak.”