Rangkuman Utama ZDNET
Seri Pixel 10 menghadirkan perubahan yang dinanti di semua model. Pixel 10 biasa cocok untuk kebanyakan orang, tapi pengguna berat bakal lebih milih Pro XL. Pro XL adalah dark horse dengan performa dan ketahanan baterai terbaik.
—
Dapatkan liputan teknologi ZDNET lebih mendalam:
Jadikan kami sumber pilihan Google di browser Chrome dan Chromium.
—
Jujur saja, ekspektasi gue sebelum mencoba demo Google Pixel 10 nggak terlalu tinggi. Gue baru selesai menguji ponsel lipat Samsung seharga $1.900, dan Google hampir mengonfirmasi bahwa desain Pixel baru bakal mirip dengan tahun lalu, jadi nggak ada kejutan sebelum acara hari ini.
Pertanyaan gue cuma satu: apakah ini tanda kurangnya ambisi atau justru bukti kepercayaan diri yang tinggi?
Baca juga: Semua yang diumumkan di Made by Google 2025: Pixel 10 Pro, Fold, Watch 4, dan lainnya
Cuma butuh beberapa menit buat gue nemuin jawabannya—dan nyadar bahwa asumsi gue tentang model Pixel mana yang bakal gue incar tahun ini ternyata salah besar. Tim desain Google ternyata nggak kehabisan ide; mereka justru menyempurnakan sesuatu yang udah bagus. Dan satu model tertentu bikin gue terkesan banget.
Pixel 10 nyaris sempurna, tapi…
Joseph Maldonado/ZDNET
Sebelum acara Made by Google, gue udah siap mental buat beli Pixel 10 standar, mengakhiri tren tujuh tahun beli varian XL/Pro. Rupanya emang udah direncanakan: kehadiran lensa telephoto khusus bikin kamera Pixel 10 biasa jadi setara dengan seri Pro, dukungan pengisian nirkabel Qi2 dengan magnet memulai era "MagSafe"-nya Android, dan warna Indigo yang cantik (lihat gambar) bikin gue makin nggak mau pake case.
Tapi setelah diperiksa lebih detail, ternyata ada beberapa kekurangan yang kurang kasatmata. Pertama, penambahan lensa telephoto mengharuskan Google menggunakan sensor utama dan ultrawide yang lebih kecil. Hasil jepretan kamera—berdasar sampel terbatas yang gue lihat—kurang akurat dalam warna dan kontras dibanding model Pro.
Google juga meluncurkan mode dock baru yang menampilkan waktu, cuaca, foto, bahkan kontrol smart home ketika Pixel 10 dipasang di PixelSnap. Namun, Pixel 10 standar nggak punya teknologi LTPO—yang memungkinkan refresh rate layar 1Hz hingga 120Hz—sehingga kurang efisien saat dipasang di dock.
Di akhir sesi demo, bodi belakang Indigo yang glossy udah penuh bekas sidik jari—pengingat halus kenapa ponsel paling mahal di pasaran lebih milih finishing satin daripada kaca mengilap.
Hampir saja tergoda dengan model Pixel ini
Joseph Maldonado/ZDNET
Jadinya, opsi berikutnya adalah ponsel Pixel 10 Pro, termasuk model Fold yang punya bezels lebih tipis, baterai lebih besar, fitur Qi2 yang sama, dan harga $1.799 yang bikin mikir dua kali. Setelah mencoba Samsung Galaxy Z Fold 7 yang lebih ringan dan ergonomis tahun ini, gue mengira Pixel 10 Pro Fold bakal terasa ketinggalan.
Ternyata, feel-nya seimbang dan bahkan terasa lebih kokoh. Google melakukan sesuatu yang ekstravagan dengan Pixel 10 Pro Fold; ini adalah ponsel lipat pertama yang bersertifikat IP68, jadi tahan air dan debu. Kenapa belum ada yang melakukan ini sebelumnya? Desain mekanis ponsel lipat, dengan sistem engsel dan relnya, bikin hampir mustahil menangkal partikel sebesar debu.
Baca juga: Google baru aja menuntaskan debat ponsel lipat dengan satu angka—dan gue harap Samsung memperhatikan
Prestasi teknikal ini otomatis nempatin Pixel 10 Pro Fold lebih unggul dalam hal ketahanan dan keandalan. (Sekali lagi, desainer Google jelas masih penuh ide.)
Lalu, ada kabar buruknya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, produk hardware termahal Google masih kalah dibanding model Pro dan Pro XL dalam hal spesifikasi umum seperti kamera dan pengisian daya, yang bikin Pro Fold sulit bersaing dengan flagship non-lipat yang lebih mumpuni. Model ini juga cuma isi daya hingga 30W wired dan 15W wireless, bandingin dengan Pro XL yang 45W wired dan 25W wireless.
Tinggal dua pilihan, dengan satu perbedaan besar
Pixel 10 Pro punya layar 6,3 inci, sedangkan 10 Pro XL punya layar 6,8 inci.
Kerry Wan/ZDNET
Google selama ini menjaga kesetaraan fitur antara model Pro dan Pro XL dengan cukup seimbang, dan secara umum, itu masih berlaku di tahun 2025. Tapi lama-lama lu bakal sadar bahwa model XL unggul dalam beberapa hal kecil dan bertanya-tanya apakah jaraknya pernah sebesar ini.
Seperti pada Pixel 10 Pro Fold, pengisian daya dan ketahanan baterai adalah perbedaan paling mencolok antara Pro dan Pro XL. Yang terakhir punya baterai lebih besar (5.200mAh vs. 4.870mAh) dan pengisian daya lebih cepat, baik wired maupun wireless. Ini juga satu-satunya model Pixel tahun ini yang dukung standar Qi2.5 baru, yang memungkinkan pengisian nirkabel hingga 25W.
Gue juga nemuin bahwa layar Pro XL yang lebih besar (6,8 inci) lebih optimal untuk berbagai fitur AI baru Google, baik buat nampilin Magic Cues di pesan dan panggilan telepon, atau tips foto ketika Camera Coach aktif. Ini ngebuat gue yakin bahwa ini adalah ponsel yang kemungkinan besar gue upgrade musim panas ini.