Sekali lagi, Samsung memakai prosesor MediaTek, Dimensity 9400+, yang bersaing dengan Qualcomm Snapdragon 8 Elite. Memori RAM-nya mulai dari 12 GB, tapi model Ultra 1-terabyte meningkatkannya jadi 16 GB. (Penyimpanannya dapat diperluas lewat microSD.) Tablet-tablet ini memiliki rating IP68, dilengkapi sensor sidik jari *in-display*, dan mendukung kecepatan isi daya 45-watt untuk mengisi baterai 8.400 dan 11.600 mAh masing-masingnya.
Samsung menonjolkan fitur-fitur AI pada tablet ini, yang mendukung kemampuan multimodal Gemini Live dari Google, sehingga Anda bisa mengobrol secara real-time dengan asistennya bahkan menunjukkannya apa yang Anda lihat pakai kamera tablet. Lalu ada fitur Galaxy AI dari ponsel Samsung, seperti Drawing Assist yang mengubah sketsa Anda menjadi seni buatan AI, dan Writing Assist yang bisa mengubah ulang kata-kata Anda dengan nada berbeda.
Semua ini bukan hal baru, tetapi ada beberapa peningkatan untuk platform DeX Samsung, yang mengubah OS tablet menjadi antarmuka pengguna desktop tradisional, dengan aplikasi berjendela dan *dock*. Mode Extended yang baru memungkinkan Anda mengubah Tab S11 menjadi monitor eksternal, menjalankan DeX di tablet dan layar yang dipasangkan untuk multitasking layar ganda. Anda bahkan bisa menarik dan menjatuhkan aplikasi serta konten antar kedua layar. DeX juga kini mendukung hingga empat *workspace*, sehingga Anda bisa membuat empat desktop untuk tugas spesifik dan beralih di antaranya. Tablet ini mendukung Samsung Book Cover Keyboard Slim, *keyboard cover* yang membuat desainnya mendekati *laptop 2-in-1* yang bisa dilepas.
Foto: Julian Chokkattu
Di luar ukuran layar dan baterai, Tab S11 Ultra memiliki beberapa kelebihan tambahan dibanding Tab S11. Tablet ini memiliki dukungan Wi-Fi 7 versus Wi-Fi 6E, menjadikannya lebih *future-proof* (Anda butuh *router* Wi-Fi 7 untuk memanfaatkannya). Ada tambahan kamera ultrawide 8 MP di belakang, dan model dasarnya dimulai dari 256 GB, bukan 128 GB.