HP Omen Max 16
Kami hampir kehabisan ide untuk inovasi desain laptop gaming. Semua laptop hitam besar mulai terlihat sama, dan belanja online untuk rig gaming berikutnya seperti berjalan di lorong cermin. HP Omen Max 16 bisa jadi seperti laptop biasa—bahkan kurang memuaskan dari segi kualitas dibanding pesaing—kalau bukan karena tambahan sederhana: receiver 2.4GHz yang tertanam di bodi. Fitur mirip Apple ini memungkinkan koneksi mulus dengan periferal HyperX milik HP, dan saya baru menyadari betapa saya membutuhkannya setelah mencobanya. Masih ada kekurangan, tapi ini fitur yang sangat jelas untuk ekosistem saat ini, dan saya harap produsen PC lain mengikuti jejak HP.
Varian $3.300 yang dikirim HP untuk review dilengkapi 32GB RAM, Intel Core Ultra 9 275HX, dan GPU RTX 5080. Spesifikasi solid, tapi tidak ada yang benar-benar "maksimal". Performanya sesuai ekspektasi untuk ukurannya, tapi masalah software dan keyboard yang kurang memuaskan mengurangi nilai plus dari layar berwarna cerah dan spesifikasi tangguh. Pada akhirnya, ini laptop ukuran sedang yang masih butuh satu generasi lagi untuk jadi benar-benar istimewa.
—
HP Omen Max 16
Banyak masalah software menghambat fitur terbaiknya, tetapi performa dan opsi konektivitas unik menjadikannya laptop yang berbeda.
Kelebihan
✔ Layar cerah dan berwarna
✔ Performa solid, terutama dengan overclocking mudah
✔ Opsi pairing unik, tidak perlu dongle
Kekurangan
✘ Banyak masalah software dengan Instant Pair
✘ Keyboard kurang responsif
✘ Ukuran besar dan berat
—
Para gamer yang ingin latency rendah biasanya memilih koneksi kabel atau dongle 2.4GHz. Bluetooth terlalu lambat untuk kebutuhan gaming serius karena polling rate yang rendah. Koneksi 2.4GHz memastikan audio tidak terkompresi dan input mouse lebih presisi, penting untuk FPS atau RTS. Jadi ketika HP—produsen periferal HyperX—menyematkan receiver 2.4GHz langsung di laptop, saya terkesima. Ini seperti cara Apple mempair Magic Devices dengan Mac, tapi belum ada yang spesifik untuk gamer.
Masalahnya, saat ini hanya Omen Max 16 yang punya fitur Instant Pair, dan hanya kompatibel dengan HyperX Pulsefire Saga Pro (mouse polling rate 4.000Hz) dan HyperX Cloud III S (headset dengan mic fleksibel). Sayangnya, saya menemui banyak bug. Headset awalnya gagal terhubung meski sudah update firmware. Mouse juga bermasalah, scroll tidak responsif, dan sempat berhenti bekerja sampai harus di-patch manual.
Setelah Instant Pair berhasil, sulit kembali ke cara lama. HyperX Cloud III S sangat nyaman dengan audio directional dari driver 53mm. Kedua perangkat tetap bisa pakai dongle, tapi fitur ini mempermudah mobilitas. Sayangnya, butuh perjuangan sampai semuanya berfungsi lancar.
—
HP Omen Max 16 juga terlalu besar dan berat (6,1 pon + power brick 330W), tidak muat di tas biasa. Keyboard-nya kurang memuaskan, kadang input tidak terdeteksi karena tekanan kurang.
Tapi performanya sesuai ekspektasi. Dengan mode overclock Unleashed di Omen Gaming Hub, RTX 5080 bisa menyaingi RTX 5090—dengan konsekuensi kipas berisik seperti mesin jet. Di game seperti Cyberpunk 2077 dan Black Myth: Wukong, FPS tetap playable meski butuh DLSS dan upscaling saat ray tracing diaktifkan.
HP mencoba sesuatu berbeda dengan light bar RGB di bagian depan, tapi masalah software masih menghambat. Instant Pair adalah fitur yang harus ditiru produsen lain—jika mereka bisa memperbaiki kekurangannya.
Lihat HP Omen Max 16 di Best Buy
Lihat HyperX Headset di Best Buy
Lihat HyperX Gaming Mouse di Best Buy