Segala yang Perlu Anda Ketahui tentang Dominasi Industri Otomotif China

Bagaimana Masa Depan Mobil?

Salah satu hal yang pasti, setelah dukungan besar dari pemerintah dan merekrut bakat-bakat terbaik dari Barat, industri otomotif China siap mendominasi secara global dalam hal kecepatan pengisian daya, jarak tempuh, desain mewah, teknologi, dan volume produksai. Tak hanya itu, China tidak lagi puas hanya melayani pasar domestiknya yang besar, karena merek-merek China kini mulai merambah pasar Australia dan Eropa dengan serius.

Pada Mei lalu, dilaporkan bahwa untuk pertama kalinya, BYD—produsen mobil China—menjual lebih banyak mobil di Eropa dibanding Tesla bulan sebelumnya. Sementara di AS, mobil dengan harga terjangkau hampir punah. Dengan tarif impor yang berubah-ubah di era Presiden Donald Trump, mungkin sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal pada mobil di bawah $30.000.

Jeremy White, editor senior WIRED yang sangat tertarik pada dunia otomotif, baru-baru ini mengadakan sesi tanya jawab di Reddit untuk menjawab pertanyaan seputar masa depan mobil dan EV di tengah perubahan besar pasar global. Ini yang perlu Anda ketahui.

(Pertanyaan dan jawaban telah disunting agar lebih jelas.)

Dengan semua tantangan, termasuk tekanan dari BYD dan kegagalan mengembangkan model yang lebih murah, apakah Tesla masih punya masa depan?

Ya, saya percaya Tesla masih punya masa depan—baru tahun lalu mereka kehilangan posisi sebagai penjual mobil terbesar di dunia (dikalahkan Toyota). Jadi, perlu diingat bahwa Tesla masih menjual banyak mobil. Namun, armada mereka mulai menua, CEO-nya terlalu sibuk dengan hal lain, dan yang terpenting, Tesla sekarang punya masalah citra. Aksi Elon Musk dengan DOGE berdampak langsung pada perusahaan—bahkan kepala keuangan mereka, Vaibhav Taneja, mengakuinya dalam laporan keuangan April, menyebutkan bahwa "permusuhan tidak berdasar terhadap merek dan karyawan kami memengaruhi pasar tertentu."

MEMBACA  Di mana tawanan Israel dibawa dalam serangan 7 Oktober yang dipimpin Hamas? | Berita Gaza

Belum lagi, Cybertruck menjadi bencana total.

Tesla butuh kemenangan. Mereka butuh mobil listrik murah baru, dan sekadar memperbarui Model Y tidak akan cukup. Mereka juga harus memperbaiki teknologi otonomnya, karena merek China yang menggunakan Lidar sudah lebih unggul di sini.

Faktanya, merek China banyak belajar dari Tesla dan kini siap menyaingi mereka—dan saat ini, Tesla tidak siap bersaing. Berapa lama ini bisa bertahan? Berapa lama dewan direksi bisa menerima angka penjualan yang buruk? Kita lihat saja. Tapi satu hal pasti: Tesla tidak bisa terus begini.

Apakah China benar-benar bisa menembus pasar Eropa, mengingat tarif dan preferensi konsumen Eropa terhadap merek lokal?

Ya, dan mereka sudah melakukannya. BYD sekarang lebih laris dari Tesla di Eropa, dan mereka meluncurkan merek premium Denza di sana—setara Audi atau BMW. Xpeng dan Nio juga sudah hadir.