Saya Uji Kamera Sigma BF yang Viral, Desain Radikalnya Bikin Ketagihan

Poin-poin penting ZDNET tentang Sigma BF: kamera digital full-frame 35mm mirrorless seharga $2.200 yang mengubah cara operasi dengan mengganti banyak tombol dengan roda klik elegan. Kamera ini cocok untuk pemula tapi juga punya banyak fitur profesional. Upgrade ke sensor 60 megapiksel di masa depan akan menjadi penyempurnaan yang disambut baik.

Lebih banyak pilihan pembelian

Mengambil foto dengan kamera digital belum banyak berubah dalam 30 tahun. Elektroniknya sudah berkembang, tapi cara mengoperasikan kamera tetap sama. Kamera masih penuh dengan tombol yang membingungkan bagi yang belum terbiasa.

Inovasi sebenarnya dalam pengalaman memotret adalah smartphone, yang membuat fotografi menjadi alat yang selalu tersedia untuk mendokumentasikan segalanya dengan mudah. Namun, masih ada audiens yang menginginkan inovasi lebih dari smartphone. Konsumen muda terus membeli kamera digital, dan generasi baru selalu tertarik mempelajari fotografi sebagai seni.

Sigma Corp., produsen lensa dan kamera asal Kanagawa, Jepang, meluncurkan desain ulang radikal dalam mode penggunaan kamera digital. Sigma BF mengurangi banyak tombol menjadi sekumpulan kontrol sentuh sensitif. Semua fungsi fotografi digital masih ada—kecepatan rana, aperture lensa (f-stop), dan ISO—tapi dengan antarmuka yang jauh lebih sederhana.

Setelah menguji BF selama beberapa minggu, saya terkesan dengan perubahan ini. Desainnya cantik, antarmukanya sangat dipikirkan. Nama "BF" berarti "Beautiful Foolishness"—desain ulang ini mungkin terlihat gila, tapi saya menyukainya.

Kamera untuk era baru fotografer

Sigma, perusahaan berusia 63 tahun, lebih banyak menghasilkan uang dari lensa untuk berbagai merek kamera. Karena itu, kameranya cenderung eksperimental, tidak terjual sebanyak Sony, Canon, atau Nikon. Itu berarti Sigma berani mengambil risiko—dan hasilnya seringkali liar sekaligus indah.

BF ditujukan untuk prosumer baru yang ingin meningkatkan kemampuan fotografi. Dengan harga $2.199, harganya tidak murah, tapi masih lebih rendah dibanding kamera 35mm digital berkualitas tinggi saat ini. Lensa dijual terpisah, mulai dari $600 untuk lensa prime hingga $1.300+ untuk lensa zoom. BF menggunakan L-mount, yang kompatibel dengan lensa Leica, Panasonic, Samyang, dan Sirui.

MEMBACA  Salah satu dari laptop terbaik yang bisa Anda beli dengan harga kurang dari $700 bukanlah apa yang Anda harapkan

Alasan beralih dari smartphone sederhana: Anda tidak akan pernah mendapatkan foto sebaik kamera dengan lensa nyata. Optiknya jauh lebih unggul. Saya menguji BF dengan lensa prime 50mm dari Sigma.

Manfaat menggunakan kamera nyata vs smartphone:

  1. Detail lebih baik – Misalnya foto kupu-kupu di vivarium. Hasil crop-nya jauh lebih bersih dibanding zoom optik smartphone.
  2. Kedalaman bidang – Kontrol blur selektif (bokeh) lebih alami. Bokeh buatan smartphone jarang memberikan efek kompleks seperti ini.
  3. Proporsi lebih akurat – Lensa smartphone sering mengalami distorsi barrel, tidak seperti lensa nyata.

    Desain simpel yang revolusioner

    BF berbeda dalam kesederhanaan desain dan antarmuka. Badannya terbuat dari blok aluminium padat dengan elektronik di dalamnya. Sangat kokoh dan ringan (hanya sekitar 450 gram), lebih ringan dari Sony a7 IV.

    Sensor full-frame 35mm Sony beresolusi 25 megapiksel (lebih rendah dari 60MP di kamera lain), tapi detailnya kaya. Gambar disimpan di memori internal 230GB—cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

    Antarmukanya sangat disederhanakan:

    • Informasi pemotretan dipindah dari layar utama ke mini-LCD di sebelah kanan.
    • Roda klik (mirip iPod klasik) untuk mengatur kecepatan rana, dll.
    • Layar utama tetap bersih untuk komposisi, sementara kontrol ada di sisi.

      Layar sentuh 2,1MP responsif untuk fokus atau melihat foto.

      Fotografi jalanan yang menyenangkan

      Bobot ringan dan antarmuka sederhana membuat BF ideal untuk fotografi jalanan. Autofokusnya sangat cepat—lebih cepat dari fp-L—membuatnya bagus untuk menangkap gerakan.

      Satu kekurangan: shutter elektronik bisa menyebabkan blur pada gerakan cepat atau garis gelap di cahaya buatan. Tapi dalam praktik, ini jarang jadi masalah.

      Performa dalam kondisi kurang cahaya

      Sigma melakukan pekerjaan bagus dengan dukungan low-light. Di ISO 102.400, detail masih terjaga dengan baik—seperti di foto serigala di museum gelap.

      Di klub jazz atau tempat gelap lainnya, BF tetap menghasilkan gambar berkualitas.

      Fitur profesional yang ramah pemula

      Sigma menyederhanakan beberapa fitur untuk pemula. Misalnya, kontrol nada (tone control) diakses melalui roda klik alih-alih tombol terpisah. Ada juga opsi look effect untuk menyesuaikan warna dengan mudah.

      Beberapa fitur—seperti auto-exposure lock—harus diakses melalui menu, bukan tombol khusus. Ini mungkin kurang nyaman bagi fotografer pro.

      Performa video

      Video 6K-nya sangat memuaskan. Stabilisasi elektronik mengurangi resolusi ke 4K, tapi hasilnya tetap bagus. Roda klik memungkinkan perubahan filter warna saat merekam—sesuatu yang sulit dilakukan dengan tombol biasa.

      Masa pakai baterai

      Sekitar 6 jam pemotretan (500+ foto), lebih baik dari angka resmi Sigma (260 foto). Charging via USB-C ke iPad selama 40 menit bisa mengisi 30% baterai.

      Saran pembelian

      Fotografer pro mungkin keberatan dengan penyederhanaan kontrol di BF, tapi ini adalah langkah berani seperti yang dilakukan Steve Jobs. BF adalah pilihan bagus untuk pemula atau pro yang ingin mencoba sesuatu baru. Hasil fotonya layak dipajang di Instagram, dan desainnya pasti menarik perhatian.

      Foto-foto dalam artikel ini belum diedit dan diambil langsung dari kamera.

      (Beberapa teks mungkin memiliki kesalahan ketik kecil.)