Sebelum memilih printer, kamu harus tentukan dulu antara tinta atau laser. Nanti akan saya jelaskan lebih detail untuk setiap model, tapi pertimbangan paling penting adalah jenis kertas karena ini lebih ke batasan daripada keunggulan. Printer laser menggunakan panas dalam proses mencetak, artinya kalau kamu sering mencetak di amplop berkaca atau kertas foto, lebih baik pakai printer tinta atau ganti ke bahan yang tahan panas—tapi harganya bisa mahal kalau sering dipakai.
Printer inkjet paling umum dipakai di rumah. Cara kerjanya dengan memanaskan tinta sampai menyembur melalui lubang-lubang kecil. Kamu kira gimana? Aku juga kaget! Lumayan menarik sih.
Ada dua jenis printer inkjet: pakai cartridge isi ulang atau tangki built-in. Yang pakai tangki semakin populer karena harganya lebih murah, praktis, dan mengurangi sampah plastik. Kalau beli printer baru di tahun 2025, lebih baik pilih yang pakai tangki tinta—kecuali mau beli laser. Memang sedikit lebih ribet pasang dan rawatnya karena harus rajin isi ulang tangkinya, dan printer harus ditaruh di permukaan datar biar nggak tumpah. Emang sih jarang ada printer yang sering dipindah-pindah, tapi tetap perlu diperhatikan.
Kalau inkjet udah keren, laser lebih keren lagi! Printer laser bekerja dengan menyemprotkan serbuk plastik kering ke kertas lalu dilelehkan pakai panas. Harganya memang lebih mahal di awal, tapi biaya per halaman jauh lebih murah. Kalau cartridge tinta Rp300 ribu cetak 200 halaman, toner laser Rp900 ribu bisa cetak 2000 halaman. Kecepatannya juga jauh lebih tinggi dari inkjet, plus nggak perlu khawatir tintanya kering. Bonusnya, kertas yang keluar dari printer masih hangat—dan itu bikin nyaman banget!
Printer laser jadi favoritku, asalkan jenis kertas dan budget kamu mendukung.