Mengorbit di atas Mars, pesawat NASA 2001 Mars Odyssey berhasil mengambil panorama gunung berapi terbesar Planet Merah, Arsia Mons, yang muncul di atas lautan awan. Momen indah ini memberikan pandangan yang sangat langka dari gunung berapi Mars, menampakkan bentuk daratan dari sudut di luar angkasa yang menangkap cakrawala planet.
"Kami memilih Arsia Mons dengan harapan bisa melihat puncaknya menyembul di atas awan pagi. Dan hasilnya tak mengecewakan," ujar Jonathon Hill, pimpinan operasi kamera Odyssey dan perencana misi di Mars Space Flight Facility Universitas Arizona, yang disebut Thermal Emission Imaging System (THEMIS), dalam sebuah pernyataan. THEMIS mampu melihat Mars dalam cahaya tampak maupun inframerah.
Diluncurkan pada 2001, Odyssey telah mengitari Mars selama lebih dari dua dekade, meneliti permukaan Mars. Tapi pada 2023, pesawat ini mulai mengambil pemandangan panorama menakjubkan dari cakrawala Mars. Karena THEMIS tak bisa bergerak untuk mendapatkan sudut ini, pesawat memiringkan dirinya sejauh 90 derajat. Dengan begitu, ia berhasil merekam ‘limb’ Mars, tepian cakrawala planet. Ini adalah pengamatan keempat THEMIS sejak 2023.
Odyssey mengambil gambar ini pada 2 Mei, tepat sebelum fajar. Di dalamnya, Arsia Mons menjulang setinggi 12 mil (20 kilometer) dengan diameter 70 mil (450 km). Sebagai pembanding, gunung berapi tertinggi di Bumi, Mauna Loa, tingginya 6 mil (9 km) di atas dasar laut dengan diameter 75 mil (121 km).
Arsia Mons juga salah satu gunung berapi paling berawan di Mars dan yang paling selatan dari tiga gunung Tharsis yang membentuk Tharsis Montes atau Pegunungan Tharsis. Gunung-gunung ini sering dikelilingi awan es air, terutama di pagi hari. Awan terbentuk saat udara mengembang saat menaiki sisi gunung lalu mendingin dengan cepat.
Pandangan ini juga membantu ilmuwan mempelajari cuaca Mars dan fenomena seperti awan debu serta perubahannya seiring musim. Odyssey mungkin bisa mengambil beberapa panorama lagi sebelum akhirnya pensiun, kemungkinan pada akhir tahun ini.