Pendorong Starship Generasi Terbaru SpaceX Meledak Saat Uji Coba

SpaceX telah meluncurkan versi upgrade dari roket mega mereka untuk pengujian pra-peluncuran, namun citra dari pendorong generasi terbaru menunjukkan tanda-tanda kerusakkan sebelum penerbangan orbital pertama Starship awal tahun depan.

Pada Kamis, SpaceX memulai rangkaian awal pengujian pra-peluncuran Booster 18, Super Heavy pertama untuk Starship versi 3 yang dijadwalkan debut pada 2026. Rekaman dari lokasi tes Massey di Texas menunjukkan pendorong tersebut meledak di posnya, dan sebuah gambar yang diunggah kemudian di X juga mengungkap kerusakan parah di bagian bawah roket tempat penyimpanan propelan oksigen cair.

Booster 18 seems to have just exploded during testing at the Massey outpost. pic.twitter.com/fmVdYPmWvA

— LabPadre Space (@LabPadre) November 21, 2025

“Operasi pertama akan menguji sistem propelan yang didesain ulang dan kekuatan struktural pendorong tersebut,” tulis SpaceX di X. Namun, perusahaan tersebut tidak memberikan komentar mengenai kerusakan yang dialami roket selama pengujian.

Lebih Besar, Lebih Baik?

Bulan lalu, Starship versi 2 meluncur untuk terakhir kalinya, mengakhiri operasi selama dua tahun dengan catatan positif melalui uji terbang yang sukses. Iterasi kedua roket itu meluncur pada trajectory suborbital, namun SpaceX kini mengalihkan perhatiannya ke versi ketiga Starship yang lebih besar dalam persiapan menuju penerbangan orbital pertama.

Starship generasi berikutnya menampilkan kendaraan yang lebih besar dan mampu membawa lebih banyak propelan. Roket ini juga akan menggunakan versi mesin Raptor generasi ketiga yang lebih bertenaga dan efisien. Meskipun dua uji terbang terakhir Starship cukup sukses, mereka memang menyusul rangkaian peluncuran gagal awal tahun ini yang menghantui perjalanan roket menuju operasional. Oleh karena itu, banyak hal yang bergantung pada kesuksesan prototipe Starship terbaru ini. Versi baru roket ini dimaksudkan untuk memiliki beberapa peningkatan dan perbaikan desain guna menghindari rentetan ledakan pada versi 2.

Pada September lalu, pendiri dan CEO SpaceX Elon Musk mengakui bahwa karena “hampir semuanya berubah pada roket dengan versi 3,” akan ada kurva pembelajaran dengan prototipe baru. Starship yang ditingkatkan ini “mungkin akan mengalami beberapa kendala awal karena ini adalah desain ulang yang sangat radikal,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Tidak jelas apakah ledakan Booster 18 yang terlihat tersebut adalah sebuah kecelakaan atau disengaja, karena SpaceX mungkin sengaja mendorong roket hingga titik batasnya—kegagalan yang disengaja—untuk melihat performanya di bawah kondisi ekstrem. Bagaimanapun juga, SpaceX memiliki tenggat waktu yang ketat untuk menghasikan Starship yang dapat mendaratkan astronaut di Bulan pada 2027 sebagai bagian dari misi Artemis 3 NASA. Karena penundaan dalam pengembangan, penjabat kepala NASA, Sean Duffy, baru-baru ini mengungkapkan bahwa lembaga tersebut mungkin akan membuka kembali kontrak Artemis 3 untuk pesaing SpaceX.

Musk juga menyatakan bahwa ia ingin mengirimkan Starship tanpa awak ke Mars selama jendela peluncuran mendatang tahun depan. Semua itu tergantung pada kemampuan Starship generasi berikutnya untuk mencapai orbit pada tahun depan dan kesuksesan perusahaan dalam mempelajari cara menerbangkan roket yang lebih besar pada trajectory baru.

MEMBACA  Robot Bisa Bantu Anak Atasi Kecemasan Membaca, Menurut Studi Terbaru