Pada tanggal 2 Juli, Netflix dan Skydance akhirnya akan meluncurkan The Old Guard 2, sekuel yang telah lama dinantikan dari film laga hits 2020 yang dibintangi Charlize Theron sebagai pejuang abadi yang melindungi umat manusia. Sebelum rilis, io9 berbincang dengan bintang yang kembali seperti KiKi Layne, Chiwetel Ejiofor, dan Marwan Kenzari, serta pendatang baru Henry Golding (Crazy Rich Asians, Snake Eyes), untuk membahas dunia brutal dan penuh rahasia dari Image Comics universe serta usaha untuk menghidupkan bab selanjutnya.
Isaiah Colbert, io9: Perkembangan Nile dari rekrutan polos menjadi pejuang abadi yang berpengalaman menjadi fokus film ini. Aspek apa dari pertumbuhannya—baik melalui adegan aksi yang keras atau ikatan yang semakin dalam dengan timnya—yang paling berkesan bagimu untuk dihidupkan?
KiKi Layne: Pastinya perkembangan fisik Nile. Adegan stunt yang kulakukan, koreografinya, memegang senjata—semua itu sangat menyenangkan karena mendorong fisikku ke level baru di film kedua ini. Itu jelas jadi highlight perjalanan Nile kali ini.
io9: Ikatan Joe dan Nicky terus menjadi inti cerita. Bagaimana kamu dan Luca Marinelli mengembangkan dinamika mereka, menyeimbangkan keintiman berabad-abad dengan tujuan baru saat menghadapi ancaman yang semakin besar?
Marwan Kenzari: Jujur saja, kami membangun persahabatan di luar syuting. Kami sering ngobrol. Kalau Marinelli ada di trailer-nya, aku akan mengunjunginya. Kami duduk dan bicara selama satu atau dua jam tentang banyak hal. Itu otomatis terbawa saat kamera beraksi. Itu anugerah bagi kami. Kami tak perlu pura-pura saling mencintai. Aku benar-benar menyayanginya, dan itu mempermudah pekerjaan kami.
io9: Sejak film pertama, Copley berubah dari sekutu yang enggan menjadi manusia yang bertarung bahu-membahu dengan para abadi. Bagaimana peran yang lebih fisik sekaligus memikul beban kemanusiaannya memengaruhi penampilanmu kali ini?
Chiwetel Ejiofor: Aku menikmatinya. Di film pertama, agak kecewa karena hanya berdiri di pinggir aksi. Mereka yang terlibat dan bersenang-senang. Aku sangat bersemangat membaca skrip dan berpikir, "Oh, Copley ikut sekarang? Bagus!" Kadang dia perlu diingatkan bahwa dia bukan abadi. Aku suka gagasan bahwa dia tak hanya membantu tim secara teknis, tapi juga terjun langsung ke lapangan. Itu tambahan yang bagus untuk karakternya.
io9: Tuah jadi pintu masukmu ke dalam tim yang penuh bintang aksi. Setelah Snake Eyes, kau tak asing dengan koreografi intens, tapi bagaimana menemukan ritme dalam tim ini? Apakah ada momen di set yang mengingatkan betapa beratnya dunia The Old Guard dibanding G.I. Joe?
Henry Golding: Aku penggemar film pertamanya. Adegan pembukaannya di ruang pembunuhan fenomenal. Desainnya sangat visceral. Aku tahu koreografinya akan kembali. Sayangnya, aku tak dapat banyak adegan aksi, tapi yang kudapat sangat menyenangkan. Kelebihan The Old Guard adalah keseimbangannya. Kisah manusia di balik kehidupan abadi itu nyata, sedangkan aksinya adalah konsekuensi dunia mereka. Menemukan keseimbangan itu penting, dan sangat seru terlibat di dalamnya.
io9: Proses produksi film ini lebih panjang dari dugaan, dengan penundaan dan reshoot. Di tengah tantangan itu, apa yang membantu kalian menjaga energi dan fokus, serta koneksi dengan karakter?
Ejiofor: Film butuh waktu sesuai prosesnya. Sebagai aktor, kami selalu bersemangat terlibat. Kami sudah familier dengan karakter-karakter ini. Memang tidak mudah, tapi kami bisa kembali dengan lancar. Semua paham bahwa pembuatan film itu kompleks. Kadang butuh waktu lebih lama, dan itu wajar.
io9: Adegan pertarungan di The Old Guard 2 lebih intens dan personal. Bagaimana persiapan kalian kali ini?
Kenzari: Seperti kata Chiwetel, ini bagian dari memori otot. Koreografi dari tim stunt dipelajari, lalu meningkat kecepatannya. Bagian yang menyenangkan adalah saat kita ingin menguasai koreografi sebaik mungkin. Cara kami mempersiapkannya sama seperti film pertama, hanya saja koreografinya berbeda dan lebih banyak.
io9: Kalau bisa mempertemukan bintang aksi legendaris dalam duel abadi seperti Charlize Theron vs. Uma Thurman, siapa yang ingin kalian lihat bertarung?
Kenzari: Pertanyaan bagus.
Layne: Uma vs. Charlize sudah top.
Ejiofor: Atomic Blonde melawan Arnie Predator. Aku ingin lihat pertarungan tangan kosong—tanpa senjata.
Kenzari: Arnie Predator oke banget.
Golding: Aku suka itu.
Kenzari: Langsung kontak fisik.
(Semua tertawa)
Ejiofor: Mantap.
Golding: Gimana mau ngalahin itu? Pertanyaan selanjutnya.
Kenzari: Home Alone termasuk aktor nggak?
(Semua tertawa lagi)
io9: Sudah lima tahun sejak fans pertama kali mengenal the Guard. Apa yg kalian harapkan audiens dapatkan dari bab ini, bukan cuma utk memuaskan penantian panjang tapi jg mengingatkan mengapa cerita ini layak ditunggu?
Kenzari: Elemen mortalitas dan imortalitas adlah jalan besar dlm alur cerita kali ini. Menurutku itu pertanyaanya, bahkan saat wawancara2 terakhir. Pertanyaan yg terus muncul: Mana yg lebih kamu pilih di antara keduanya? Banyak hal dlm film ini tentang aspek rapuh dan sensitif orang2 yg sembuh atau tidak—mati atau tak bisa mati—itu sesuatu yg akan dipikirkan penonton setelah film selesai.
Ejiofor: Karakternya sangat bagus, dan itulah yg akan diingat dan dirindukan—karakter2 hebat dan tim yg luar biasa ini. Ada banyak hal utk direnungkan. Ada pertanyaan filosofis dan resonansi emosional mendalam dgn sejarah mereka. Banyak hal terkandung di sana.
The Old Guard 2 tayang perdana di Netflix pada 2 Juli.
Mau info lebih dari io9? Cek jadwal rilis terbaru Marvel, Star Wars, dan Star Trek, apa yg berikutnya utk DC Universe di film & TV, serta semua yg perlu diketahui soal masa depan Doctor Who.