Tampaknya berat badan bukanlah satu-satunya hal yang berhasil dikurangi oleh Ozempic. Penelitian baru menunjukkan orang-orang yang menjalani terapi GLP-1 juga cenderung memperkecil daftar belanjaan mereka.
Ilmuwan dari Cornell University meneliti kebiasaan belanja individu setelah mereka mulai mengonsumsi obat GLP-1. Dibandingkan dengan rumah tangga sejenis yang tidak melaporkan penggunaan GLP-1, pengguna GLP-1 menghabiskan lebih sedikit uang untuk belanja bahan pangan, terutama untuk makanan ringan. Namun, efek pada pengeluaran belanja ini tampaknya hanya berlangsung selama seseorang mengonsumsi obat tersebut.
“Data menunjukkan perubahan yang jelas dalam pola belanja pangan setelah adopsi obat,” ujar penulis studi Sylvia Hristakeva, asisten profesor di Cornell’s SC Johnson College of Business, dalam sebuah pernyataan dari universitas.
Penurunan GLP-1
Studi-studi secara konsisten menunjukkan bahwa obat GLP-1 seperti semaglutide (bahan aktif dalam Ozempic dan Wegovy) membantu orang menurunkan berat badan lebih efektif dibandingkan hanya dengan diet dan olahraga. Beberapa penelitian juga menunjukkan kebiasaan makan seseorang berubah menjadi lebih baik setelah memulai GLP-1.
Namun, menurut para penulis, studi-studi terakhir ini banyak bergantung pada survei laporan mandiri dari pengguna GLP-1, yang dapat memiliki beberapa kelemahan (misalnya, orang umumnya tidak terlalu baik dalam mengingat makanan yang baru mereka konsumsi). Dalam studi terbaru ini, mereka mampu menganalisis data yang lebih objektif dari firma riset pasar Numerator, yang secara rutin melacak kebiasaan belanja bahan pangan dan restoran dari sampel besar rumah tangga Amerika yang representatif. Yang penting, data ini juga mencakup informasi apakah seseorang dalam rumah tangga telah mulai mengonsumsi obat GLP-1.
Mereka membandingkan rumah tangga di mana setidaknya satu orang melaporkan menggunakan obat GLP-1 dengan rumah tangga sejenis yang tidak ada laporan penggunaan GLP-1. Secara keseluruhan, rumah tangga pengguna GLP-1 mengalami penurunan pengeluaran belanja pangan sebesar 5,3% dalam enam bulan setelah mulai mengonsumsi obat, menurut penemuan peneliti. Rumah tangga berpenghasilan tinggi mengalami penurunan yang lebih besar, yakni 8,2%. Meski terjadi penurunan di hampir semua jenis makanan, penurunan terbesar terlihat pada camilan gurih; rumah tangga pengguna GLP-1 menghabiskan rata-rata 10,1% lebih sedikit untuk makanan ini. Sebaliknya, pengguna GLP-1 mulai menghabiskan sedikit lebih banyak untuk kategori makanan yang relatif lebih sehat seperti yoghurt dan buah-buahan segar.
Tidak Selalu Berkepanjangan
Temuan ini juga tampaknya mempertegas realitas yang kurang menyenangkan tentang obat-obatan ini—mereka hanya bekerja selama Anda mengonsumsinya.
Sekitar sepertiga rumah tangga melaporkan menghentikan GLP-1 mereka selama studi. Dan para peneliti mengamati bahwa tagihan belanja pangan orang-orang ini kembali naik ke tingkat awal. Beberapa mantan pengguna bahkan mulai membeli porsi makanan tidak sehat yang lebih besar daripada sebelumnya, seperti permen. Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang berhenti terapi GLP-1 cenderung mendapatkan kembali sebagian besar berat badan yang hilang, seringkali dalam hitungan bulan.
Fenomena tersebut sebenarnya tidak unik bagi obat-obatan ini, sebagaimana diketahui oleh siapa pun yang pernah mencoba dan gagal mempertahankan penurunan berat badan mereka sebelum era Ozempic. Namun, ini merupakan pertimbangan penting untuk diingat bagi mereka yang berniat memulai GLP-1. Meski demikian, para peneliti mengatakan karya mereka menggambarkan bagaimana obat-obatan ini tidak hanya mengubah angka pada timbangan, tetapi juga masyarakat secara luas.
“Temuan ini menyoroti potensi obat GLP-1 untuk mengubah permintaan pangan konsumen secara signifikan, suatu tren dengan implikasi yang semakin penting bagi industri pangan seiring dengan terus bertambahnya pengguna GLP-1,” tulis para penulis dalam makalah mereka yang terbit bulan ini di Journal of Marketing Research.