Pada bulan September, OpenAI meluncurkan sebuah fitur yang memungkinkan pengguna membuat tiruan digital diri mereka sendiri untuk menghasilkan video deepfake yang dipersonalisasi. Ini merupakan salah satu fitur inti di Sora, aplikasi OpenAI untuk berbagi video AI dalam sebuah feed bergaya TikTok. Fitur pembuatan deepfake diri ini awalnya dinamai "cameo", dan berkat fitur unggulan tersebut, Sora dengan cepat melesat ke puncak tangga unduhan iOS Apple.
Nama fitur ini memicu gugatan merek dagang dari Cameo, aplikasi tempat penggemar dapat membayar selebriti untuk merekam video personal. Kini, akibat tindakan hukum tersebut, OpenAI telah sementara menghapus branding "cameo" dari aplikasi Sora-nya. Aplikasi itu sekarang menyebut fitur tersebut sebagai "karakter".
Keaslian kreatif sejati tidak dapat dicapai oleh AI generatif, yang dibangun berdasarkan pencarian pola dalam dataset besar, dan OpenAI sepertinya mengikuti nuansa derivatif ini dalam skema penamaannya. Selain diperintahkan menghapus "cameo" dari Sora, OpenAI juga baru-baru ini dilarang menyebut perangkat keras mendatangnya sebagai "io", sebagai tanggapan atas gugatan terpisah dari sebuah perusahaan bernama "iyO" yang juga sedang membangun perangkat keras bertenaga AI.
Berdasarkan log pembaruan di situs web OpenAI, perusahaan menghapus nama fitur Sora tersebut lebih dari seminggu setelah Hakim Distrik AS Eumi K. Lee mengeluarkan perintah pelarangan sementara. Perintah hakim itu memblokir OpenAI dari penggunaan kata "cameo" atau variasinya. Sidang berikutnya, yang mungkin memutuskan apakah pelarangan ini berlaku permanen, dijadwalkan pada 19 Desember.
Menurut Steven Galanis, CEO Cameo, diskusi antara Cameo dan OpenAI "nyaris tidak ada". "Jelas mereka tahu Cameo sudah ada. Mereka tahu kami memiliki merek dagang untuk itu," ujarnya dalam panggilan dengan WIRED tak lama setelah hakim mengeluarkan perintah pelarangan sementara. "Mereka tetap memilih nama itu."
Dia memandang gugatan ini sebagai pertarungan "eksistensial" atas kata "cameo" dan merek aplikasi yang telah dibangunnya selama delapan tahun terakhir. "Ketika orang memikirkan kata itu, kini artinya menjadi berbeda dari koneksi personal yang autentik," kata Galanis. "Artinya menjadi ‘sampah AI’." Galanis mengklaim nama fitur OpenAI telah mengurangi visibilitas Cameo dalam hasil penelusuran Google.
"Kami tidak sependapat dengan klaim dalam gugatan bahwa siapa pun dapat mengklaim kepemilikan eksklusif atas kata ‘cameo’, dan kami berharap dapat terus menyampaikan argumen kami di pengadilan," ujar juru bicara OpenAI dalam pernyataan tertulis.