OpenAI berniat untuk mengurangi ketergantungannya pada Nvidia dalam memenuhi kebutuhan pemrosesannya. Untuk mengatasi hal tersebut, startup kecerdasan buatan itu dikabarkan bermitra dengan Broadcom guna mengembangkan chip-nya sendiri, yang rencananya akan tersedia mulai tahun depan, menurut laporan Financial Times.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa kerja sama OpenAI dengan perusahaan semikonduktor AS tersebut akan melibatkan kolaborasi kedua belah pihak untuk menciptakan chip AI khusus. Chip ini akan digunakan secara internal oleh OpenAI untuk melatih dan menjalankan model ChatGPT terbarunya serta produk-produk AI lainnya. Kesepakatan ini dilaporkan akan menyuntikkan dana sebesar $10 miliar ke Broadcom, yang sebelumnya telah mengumumkan suatu kesepakatan misterius pada Kamis lalu yang ternyata tidak bertahan lama sebagai misteri.
Kesepakatan ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan, mengingat besarnya volume permintaan yang harus dipenuhi oleh Nvidia saat ini. Perusahaan tersebut telah menjadi pilihan utama bagi para hyperscaler di bidang AI yang ingin membangun dengan cepat, menghasilkan chip yang telah menjadi standar untuk Amazon Web Services, Google, Microsoft, dan Oracle. Bahkan, Oracle baru saja mengumumkan rencana pembelian chip Nvidia senilai lebih dari $40 miliar untuk digunakan dalam pusat data baru yang dikabarkan akan menjadi bagian dari Proyek Stargate, sebuah upaya bersama perusahaan-perusahaan AI untuk memperluas infrastruktur komputasi. Selain itu, sudah ada isyarat awal tahun ini bahwa OpenAI sedang mengerjakan chip internal. Tampaknya rencana-rencana tersebut kini mulai terwujud.
OpenAI bukanlah satu-satunya perusahaan yang berusaha melepaskan diri dari kebutuhan akan pasokan komputasi Nvidia. Google dikabarkan telah menghubungi berbagai pusat data dan menawarkan chip khususnya sendiri untuk membantu menangani pemrosesan terkait AI, menurut The Information. Amazon dilaporkan sedang mengembangkan chip AI-nya sendiri, dan Microsoft juga telah masuk ke bisnis pembuatan chip.
Nvidia kemungkinan besar tidak akan kekurangan permintaan meskipun beberapa pemain besar mencoba berjalan sendiri. Baru minggu lalu, perusahaan tersebut melaporkan bahwa penjualannya meningkat 56% pada kuartal terakhir, mengindikasikan bahwa permintaan tidak melambat. Juga terdapat laporan bulan lalu bahwa pemerintahan Trump mungkin akan mengendurkan beberapa ketegangan perdagangannya dengan Tiongkok dan negara-negara lain, yang memungkinkan Nvidia menjual chip terbarunya ke luar negeri. Hal ini membuka kembali akses perusahaan ke pasar-pasar internasional besar yang sebelumnya dipersulit oleh perang dagang yang dimulai oleh Trump dan kawan-kawan.