Motorola Edge: Review & Rekomendasi
Takeaway utama dari ZDNET
Motorola Edge saat ini dijual dengan harga $550. Sebagai ponsel midrange yang solid, Edge menawarkan layar pOLED mengesankan dan baterai tahan lama. Namun, jangan berharap terlalu banyak dari hardware mid-tier-nya, dan layar tanpa bezel kadang menyebabkan input yang tidak diinginkan.
"Aku kira sudah selesai, tapi mereka menarikku kembali."
Sebagian besar tahun ini aku habiskan untuk mengeksplor katalog Motorola 2025. Aku mengira Motorola Razr akan menjadi akhir, tapi satu model lagi baru saja dirilis: Motorola Edge.
Pertama kali dilihat, Edge tidak semegah saudaranya—seperti Razr—karena hanya tersedia dalam warna Deep Forest abu-abu. Namun, ia menebusnya dengan baterai awet dan kemampuan multimedia yang imersif.
Mini Cinematics
Edge 2025 mirip dengan model tahun lalu, dengan layar pOLED melengkung, meski outputnya lebih baik. Resolusinya mencapai Super HD (2.712 x 1.200 piksel) dan kecerahan puncak 4.500 nits. Sebagai perbandingan, model lama hanya FullHD Plus (2.400 x 1.080 piksel) dengan 1.300 nits—perubahan yang signifikan. Ukurannya juga sedikit lebih besar: 6,7 inci.
Ada satu kelemahan kecil: refresh rate turun dari 144Hz ke 120Hz. Tapi perbedaannya tidak terlalu terasa. 120Hz tetap memberikan pengalaman scrolling dan konten yang mulus.
Desain Elegan
Kata "Edge" tidak hanya merujuk pada kaca melengkung, tapi juga bentuknya yang ramping (6,35 x 2,88 x 0,31 inci)—model paling tipis di serinya. Seperti model sebelumnya, ada tombol tambahan di sisi kiri, tapi fungsinya berbeda: tombol ini menjalankan Moto AI, AI generatif buatan Motorola.
Sayangnya, tombol ini tidak bisa di-remap untuk fungsi lain. Kita hanya bisa menyesuaikan aksinya dalam aplikasi Moto AI.
Kinerja Mid-Range
Di dalamnya ada MediaTek Dimensity 7400 dan RAM 8GB. Konfigurasi ini membuat Edge lebih baik dari Moto G Power 2025. Game berat seperti Honkai: Star Rail bisa dimainkan dalam resolusi tinggi, meski terkadang ada lag.
Berikut hasil benchmark dibandingkan dengan Motorola Razr 2025:
| Tes | Motorola Edge | Motorola Razr |
|———————–|——————|——————|
| Geekbench 6 (Multi-Core) | 3.052 | 2.995 |
| Geekbench 6 (GPU) | 3.183 | 3.179 |
| 3DMark Wild Life | 3.613 | 3.606 |
Kamera Triple-Lens
Sistem kamera 50MP (utama), 50MP (ultrawide), dan 10MP (telefoto) sangat memuaskan. Hasil fotonya detail, meski image saturation kadang berlebihan—warna terlihat lebih bold dari aslinya.
Lensa telefoto jadi favoritku. Dengan stabilisasi gambar, aku bisa merekam lumba-lumba dari jarak ~200 kaki dengan jelas.
Baterai: Tak Ada Keluhan
Motorola klaim Edge bertahan hingga 2 hari. Dalam penggunaanku, ia tahan ~20 jam saat memutar livestream YouTube. Fast charging 68W bisa mengisi daya untuk 12 jam dalam 6 menit, tapi charger-nya dijual terpisah.
Saran Beli
Motorola Edge dijual seharga $550 (unlocked). Rekomendasi untuk yang mencari ponsel dengan performa solid, baterai tahan lama, dan layar OLED memukau. Jika butuh fleksibilitas, pertimbangkan Motorola Razr atau Moto G Stylus.
—
Catatan Tambahan: Dampak Tarif AS
Tarif baru AS terhadap impor dari China, Vietnam, & India bisa menaikkan harga produk elektronik, termasuk smartphone. Beberapa merek mungkin menaikkan harga atau menggeser produksi ke negara dengan kondisi perdagangan lebih menguntungkan.
Artikel terkait: CNET – Tarif Pricing Tracker