Model AI Cuaca Google Memprediksi Badan Besar Pertamanya dengan Akurat

Sementara banyak alat AI generatif yang pada dasarnya cuma jadi generator sampah mendominasi perhatian di ranah kecerdasan buatan, sesekali ada juga aplikasi teknologi yang benar-benar berguna. Contohnya adalah penggunaan model AI cuaca oleh Google DeepMind untuk memprediksi siklon. Alat eksperimental yang diluncurkan awal tahun ini berhasil memodelkan Hurricane Erin dengan akurat saat badai itu mulai menguat di Samudera Atlantik pada awal bulan ini.

Sebagaimana dilaporkan pertama kali oleh Ars Technica, Hurricane Erin—yang mencapai status Kategori 5 dan menyebabkan kerusakan di Bermuda, sebagian Karibia, dan Pantai Timur AS—menjadi uji kemampuan pertama bagi Weather Lab milik Google DeepMind.

Menurut James Franklin, mantan kepala unit spesialis hurikan di Pusat Hurikan Nasional, kinerjanya cukup baik, bahkan mengungguli model resmi Pusat Hurikan Nasional dan beberapa model berbasis fisika lainnya dalam 72 jam pertama pemodelan. Akurasinya memang menurun seiring lamanya waktu prediksi, namun tetap mengalahkan model konsensus dalam ramalan lima hari.

Meski model Google sangat akurat di hari-hari awal, justru prediksi jangka panjang-lah yang paling penting bagi para ahli, menurut Ars Technica, karena hari ketiga hingga kelima adalah masa yang diandalkan oficial untuk membuat keputusan evakuasi dan persiapan lainnya. Meski demikian, tampaknya ada harapan dalam kemungkinan pemodelan cuaca berbasis AI—walaupun ukuran sampelnya masih sangat kecil.

Sebagian besar teknik pemodelan gold standard yang digunakan untuk prediksi badai saat ini menggunakan mesin prediksi berbasis fisika, yang pada intinya mencoba menciptakan ulang kondisi atmosfer dengan mempertimbangkan faktor seperti kelembapan, tekanan udara, dan perubahan suhu untuk mensimulasikan perilaku badai. Model Google justru mengambil dari sejumlah besar data yang digunakan untuk melatihnya, termasuk “dataset reanalysis yang merekonstruksi cuaca masa lalu di seluruh Bumi dari jutaan observasi, dan basis data khusus yang berisi informasi kunci tentang jalur, intensitas, ukuran, dan wind radii dari hampir 5.000 siklon yang diamati dalam 45 tahun terakhir.”

MEMBACA  FluffCo Merayakan Pekan Tidur Dengan Diskon Peralatan Tempat Tidurnya

Menurut Google, mereka menguji modelnya pada badai dari tahun 2023 dan 2024, dan menemukan bahwa prediksi lima harinya berhasil memperkirakan jalur badai dengan akurasi lebih tinggi daripada kebanyakan model lain, yakni sekitar 140 km atau 90 mil lebih dekat ke lokasi akhir siklon dibandingkan model ensemble European Centre for Medium-Range Weather Forecasts, yang dianggap sebagai model paling akurat yang tersedia. Kini mereka dapat menunjuk ke sebuah badai yang dilacak secara real-time sebagai bukti konsep, meski belum ada alasan untuk berpikir bahwa alat AI seperti ini akan sepenuhnya menggantikan pendekatan lain pada tahap ini.