Misi NASA untuk Memetakan Gelembung Pelindung Matahari dapat Meningkatkan Prediksi Cuaca Antariksa yang Berbahaya

Matahari adalah bintang yang sangat energetik, terus-menerus memancarkan energi dan mengalirkan partikel bermuatan ke luar angkasa. Meskipun angin matahari ini sendiri dapat berbahaya, tanpanya, Bumi dan semua planet lain dalam sistem tata surya kita akan terus berisiko menghadapi ancaman dari luar angkasa. Bintang induk kita menciptakan gelembung pelindung yang disebut heliosfer, yang membentang jauh melampaui orbit Neptunus, melindungi planet-planet dari medium antarbintang. Meskipun kita mungkin berutang keberadaan pada gelembung ini, para ilmuwan relatif sedikit mengetahuinya.

Hal ini mungkin akan segera berubah: NASA sedang mempersiapkan misi baru yang akan melakukan perjalanan sejauh 1 juta mil dari Bumi untuk memetakan batas-batas heliosfer, memberikan petunjuk kepada para ilmuwan tentang sifat pasti dari ranah langit yang kita sebut rumah.

Dijadwalkan akan diluncurkan pada 23 September, Interstellar Mapping and Acceleration Probe (IMAP) milik NASA akan mengorbit Matahari di titik stabil secara gravitasi yang dikenal sebagai Titik Lagrange Bumi-Matahari Pertama (L1). Dari sudut pandang unik ini, IMAP akan mengumpulkan data tentang heliosfer tanpa gangguan magnet dari planet-planet. Misi ini dapat membantu membuka pemahaman baru tentang pendorong cuaca antariksa, dan yang penting, mempersiapkan umat manusia untuk eksplorasi antariksa dalam.

Burst my bubble

Heliosfer adalah lingkungan kompleks yang membungkus Bumi dan planet-planet lain dalam tata surya. Saat partikel bermuatan yang dipancarkan Matahari menyapu ke luar angkasa, ia menciptakan gelembung yang menyerupai balon kempes, dengan hidung membulat dan ekor memanjang. Berperan sebagai perisai raksasa, heliosfer melindungi planet-planet dari radiasi kosmik.

IMAP, yang digambarkan NASA sebagai "kartografer langit modern," akan memetakan batas heliosfer dan mengidentifikasi partikel di ruang antarbintang. Dengan demikian, penyelidikan ini akan meneliti bagaimana partikel bermuatan yang dilepaskan Matahari berinteraksi dengan lingkungan antariksa.

MEMBACA  Jawaban Teka-teki Silang Mini NYT untuk 18 Februari

Misi ini melanjutkan pesawat ruang angkasa Voyager yang perintis, objek buatan manusia pertama yang melintasi batas heliosfer dan menjelajah ke ruang antarbintang.

"Dengan IMAP, kami akan memajukan batas pengetahuan dan pemahaman tentang tempat kita tidak hanya di tata surya, tetapi tempat kita di galaksi secara keseluruhan," kata Patrick Koehn, ilmuwan program IMAP, dalam sebuah pernyataan. "Seiring umat manusia memperluas dan menjelajah di luar Bumi, misi seperti IMAP akan menambahkan potongan baru teka-teki cuaca antariksa yang mengisi ruang antara Parker Solar Probe di Matahari dan Voyager di luar heliopause."

Sang Penjelajah Heliosfer

IMAP dilengkapi dengan 10 instrumen, semua dikemas dalam tubuh yang relatif kompak dengan lebar sekitar 8 kaki (2,4 meter) dan tinggi 3 kaki (1 meter). Struktur silindris pesawat ruang angkasa memungkinkannya berputar dengan kecepatan sekitar 4 putaran per menit, dengan bagian berbeda di sisinya untuk berbagai instrumen dan dek atas dengan panel surya dan magnetometer.

Dari 10 instrumennya, tiga dirancang untuk mengumpulkan atom netral energetik. Atom-atom ini awalnya adalah partikel bermuatan positif yang dilepaskan Matahari, tetapi mereka bertabrakan dengan partikel lain di antariksa saat melintasi tata surya. Saat bertabrakan, beberapa partikel bermuatan positif kehilangan muatannya, sehingga menjadi atom netral energetik.

Dengan mengumpulkan atom netral energetik, IMAP mungkin dapat melacak asal-usulnya dan membangun peta batas-batas heliosfer. "IMAP akan memajukan pemahaman kita tentang dua pertanyaan mendasar tentang bagaimana partikel diberi energi dan diangkut di seluruh heliosfer serta bagaimana heliosfer itu sendiri berinteraksi dengan galaksi kita," kata Shri Kanekal, ilmuwan misi IMAP, dalam sebuah pernyataan.

Misi ini juga akan mengumpulkan pengamatan hampir real-time dari angin matahari dan partikel matahari energetik, yang terkadang dapat mempengaruhi Bumi dan pesawat ruang angkasa di orbit sekitar planet. Dalam hal itu, IMAP dapat membantu memperingatkan kita jika cuaca antariksa yang berbahaya sedang menuju ke arah kita dalam waktu 30 menit. "Misi IMAP akan memberikan informasi yang sangat penting untuk perjalanan antariksa dalam, di mana astronot akan terpapar langsung pada bahaya angin matahari," kata David McComas, peneliti utama IMAP di Universitas Princeton, dalam sebuah pernyataan.

MEMBACA  Perbandingan Apple iPad Air (2024) vs. iPad Air (2022): Model mana yang sebaiknya Anda beli?

IMAP juga dirancang untuk mengukur debu antarbintang, yang terdiri dari gumpalan partikel kecil dan bertindak sebagai bahan pembangun bintang dan planet. Dengan demikian, misi ini akan membantu para ilmuwan lebih memahami apa yang menyusun bintang dan material yang ditemukan di luar tata surya kita.