Menyeramkan atau Seru? Juru Bicara Baru Vodafone adalah Kecerdasan Buatan, Bukan Manusia Sungguhan.

Perusahaan telekomunikasi asal Inggris, Vodafone, sedang menguji coba juru bicara baru yang hadir sebagai seorang perempuan berbahasa Jerman dengan mengenakan hoodie merah. Ia mempromosikan berbagai keunggulan layanan internet rumah berkecepatan tinggi.

Yang menarik dari influencer ini adalah: ia sepenuhnya dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).

Karakter tersebut muncul dalam sebuah video TikTok yang diunggah tiga kali di akun resmi Vodafone dan telah ditonton lebih dari 2 juta kali secara total. Menurut laporan The Verge, video ini juga muncul sebagai iklan di platform X. Menanggapi komentar-komentar di video tersebut, perusahaan menyatakan bahwa juru bicara virtual ini merupakan bagian dari berbagai uji coba periklanan yang mereka lakukan.

Dalam satu tanggapan dari tim media sosial Vodafone—yang diterjemahkan dari bahasa Jerman—perusahaan tersebut mengataka, “Kami sedang mencoba berbagai gaya. AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, jadi kami pun mencobanya dalam iklan.”

Seorang juru bicara Vodafone (baik manusia maupun AI) tidak segera merespons permintaan komentar terkait iklan berbasis AI ini.

Bulan lalu, perusahaan transportasi ScotRail membatalkan keputusan untuk menggunakan suara hasil AI di kereta mereka setelah menerima keluhan dari penumpang.

Merek-merek yang Memperluas Kehadiran Publik

Satu hal yang ingin dihindari perusahaan seperti Vodafone adalah mengaitkan eksperimen iklan mereka dengan fenomena berbasis AI seperti deepfake atau model AI yang dapat digunakan untuk memalsukan identitas orang sungguhan.

Trend merek yang menggunakan identitas AI sebagai juru bicara “kemungkinan akan semakin cepat,” ujar Patrick Harding, Chief Product Architect di Ping Identity. Ia menyatakan bahwa perusahaan perlu fokus pada transparansi dan akuntabilitas ketika mulai terjun ke area ini.

“Ini termasuk secara jelas mengungkapkan kapan audiens berinteraksi dengan juru bicara AI, memastikan komunikasi yang dihasilkan AI akurat dan selaras dengan nilai-nilai merek, serta menerapkan pengamanan yang kuat untuk mencegah penyalahgunaan atau peniruan identitas,” kata Harding.

MEMBACA  20 Tahun Lalu, Batman Memulai Era Baru di Hollywood

Menurutnya, menjadi tanggung jawab perusahaan-perusahaan ini untuk mengadopsi mekanisme verifikasi, menerbitkan panduan penggunaan AI yang bertanggung jawab, dan berbicara terbuka dengan pelanggan tentang bagaimana mereka melindungi data serta menghindari penyalahgunaan identitas merek untuk penipuan.

“Dengan mengambil langkah-langkah ini, organisasi tidak hanya dapat memanfaatkan efisiensi dan inovasi yang dibawa oleh juru bicara berbasis AI, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka terhadap perlindungan konsumen, standar etika, serta membangun kepercayaan jangka panjang,” tutur Harding.

Tonton juga: iPhone Air Menjadi Wild Card – dan Memulai Perubahan Besar bagi Apple

06:39