Minyak Masak yang Tepat untuk Hasil Maksimal
Minyak masak bisa mengubah hidangan secara total, tapi pilihan yang salah bisa merusaknya. Meski minyak zaitun sering jadi andalan banyak juru masak rumahan, itu bukan selalu pilihan terbaik. Titik asapnya yang rendah membuatnya gampang terbakar di suhu tinggi, meninggalkan rasa pahit yang tidak enak.
Untuk menggoreng, menumis, atau memasak dengan panas tinggi, lebih baik gunakan minyak netral seperti kanola, alpukat, atau biji anggur. Minyak-minyak ini tahan suhu lebih panas dan memberikan hasil yang lebih bersih serta renyah. Dengan memadukan minyak yang tepat dengan teknik yang benar, cita rasa dan tekstur setiap hidangan akan lebih optimal.
Minyak zaitun, misalnya, memberi kekayaan rasa pada saus dan tumisan, serta bahan-bahan seperti protein dan sayuran. Tapi titik asapnya lebih rendah dibanding minyak lain, menjadikannya kurang cocok untuk teknik panas tinggi seperti menggoreng atau menumis. Kalau kamu pernah merasakan rasa gosong atau pahit saat memasak dengan api besar, minyakmu mungkin penyebabnya. Sebaliknya, minyak netral seperti kanola, alpukat, dan biji anggur bisa tahan panas lebih tinggi dan memberi hasil lebih renyah.
Tak hanya soal suhu, beberapa minyak lebih cocok untuk memanggang, sementara lainnya menambah rasa, tekstur, atau nutrisi bila digunakan mentah. Dan kalau kamu bingung dengan berbagai jenis minyak zaitun di rak—virgin, extra virgin, refined—kamu tidak sendiri. Kami berbincang dengan ahli kuliner untuk menjelaskan minyak mana yang perlu digunakan, kapan menggunakannya, dan cara mendapatkan hasil terbaik setiap kali memasak.
Baik untuk memasak, memanggang, atau sekadar menciprati salad, memilih minyak yang tepat bisa meningkatkan kualitas makanan dan membuat hidangan terasa lebih lezat.
Minyak yang Paling Umum dan Penggunaannya
Titik asap dan rasa adalah dua hal utama saat memilih minyak.
Guido Parrati, pemilik Parla Come Mangi di Rapallo, Italia, sudah lama berkecimpung dalam dunia edukasi memasak. Selain menyajikan hidangan Italia lezat di delinya, Parrati juga mengadakan seminar dan demonstrasi bahan lokal.
Menurutnya, selain profil rasa, aspek terpenting minyak—terutama untuk memasak—adalah titik asapnya. Titik asap tinggi menandakan minyak bisa bertahan di suhu lebih panas sebelum mulai mengeluarkan asap dan rusak.
Ini penting untuk diingat saat memasak daging merah yang butuh panas tinggi dan waktu masak lebih lama. Bagaimanapun, jika minyak adalah media untuk mendapatkan permukaan yang renyah sempurna, kamu tidak ingin minyaknya habis sebelum makanan matang.
Berikut daftar minyak masak paling umum menurut Parrati (tanpa minyak zaitun, yang akan dibahas sendiri setelah ini).
Kanola atau Sayur
Terbaik untuk: Masak, panggang, goreng
"Minyak sayur punya rasa netral dan titik asap tinggi, cocok untuk menggoreng dan menumis." Minyak ini juga ideal untuk mengobati peralatan masak besi cor.
Minyak Wijen
Terbaik untuk: Finishing
"Punya rasa kacang yang kuat, terutama versi sangrai, cocok untuk memberi sentuhan akhir pada hidangan, sering dipakai di masakan Asia."
Minyak Kelapa
Terbaik untuk: Masak dan panggang
"Dengan rasa manis tropis yang khas, titik asapnya sedang, cocok untuk memasak dan finishing, terutama dalam dessert atau hidangan Asia."
Minyak Alpukat
Terbaik untuk: Masak, panggang, goreng
"Rasanya lembut dan mirip mentega, titik asapnya sangat tinggi, ideal untuk masak dengan panas ekstrem. Juga bagus dipakai mentah sebagai finishing oil."
Minyak Bunga Matahari atau Safflower
Terbaik untuk: Masak dan goreng
"Rasanya netral dan titik asapnya tinggi, cocok untuk memasak dengan suhu tinggi."
Panduan Minyak Zaitun
Mirip seperti wine, rasa minyak zaitun dipengaruhi oleh tanah, iklim, dan cara produksinya.
Allpress Olive Groves di Selandia Baru menawarkan sesi tasting untuk mengenali nuansa rasa tiap botolnya. Mereka juga punya minyak campuran, layaknya wine, yang bisa memperkaya atau memoderasi rasa.
"Minyak zaitun campuran dibuat untuk memberi keseimbangan rasa dan aroma," kata Erin Butterworth dari Allpress. "Dengan mencampur varietas zaitun berbeda, kami menciptakan minyak dengan kompleksitas tinggi, dari rasa buah-buahan hingga pedas dan kacang."
Jenis Minyak Zaitun
Extra virgin adalah standar tertinggi, tapi tergantung kebutuhan, ada varian lain yang lebih terjangkau.
| Jenis | Deskripsi | Rasa | Titik Asap | Penggunaan Terbaik |
|——|———–|——|———–|——————-|
| Extra Virgin | Kualitas tertinggi, diproses tanpa kimia | Kuat, fruity | 375°F | Finishing, salad |
| Virgin | Diproses dingin, keasaman lebih tinggi | Ringan | 390°F | Tumis sederhana |
| Pure/Classic | Campuran minyak zaitun olahan dan virgin | Netral | 465°F | Goreng, panggang |
| Light/Extra Light | Sangat olahan, rasa minimal | Sangat netral | 470°F | Panggang suhu tinggi |
Profil Rasa Minyak Zaitun
Ada tiga dimensi rasa utama dalam minyak zaitun:
- Fruity: "Lembut dan seimbang, cocok untuk salad dan sayuran segar."
- Nutty: "Krimi dan beraroma kacang, ideal untuk kue, pasta, dan daging panggang."
- Peppery: "Intens dengan aftertaste pedas, cocok untuk roti atau hidangan daging."
Tips Membeli Minyak Zaitun
- Kesegaran: Cari tanggal panen, pilih yang kurang dari 12-18 bulan.
- Free Fatty Acids (FFA): Extra virgin harus di bawah 0,8%, produsen premium biasanya di bawah 0,3%.
- Rasa: Coba sebelum beli, karena preferensi tiap orang berbeda.
- Kemasan: Pilih botol gelap atau kaleng untuk hindari paparan cahaya.
Kreasi Unik dengan Minyak Zaitun
Minyak zaitun tak cuma untuk masak. Chef Maichol Morandi dari Grand Hotel Victoria menggunakannya sebagai bintang utama hidangannya.
- Minyak ketumbar untuk ceviche: Dioleskan pada hidangan laut untuk kesegaran ekstra.
- Dessert cokelat hitam: Ditambah minyak zaitun infus tonka bean untuk kontras rasa unik.
- Raviolo udang: Minyak bergamot memperkuat rasa citrus tanpa keasaman berlebihan.
Dengan pengetahuan ini, kamu bisa memilih minyak terbaik untuk setiap hidangan dan meningkatkan kualitas masakanmu!