Google Sudah Mati… Mati Seperti Steak Mewah yang Dimasak Sempurna di Hari Kemerdekaan AS
Svetlana Repnitskaya/Getty Images
Google benar-benar terpanggang—seperti steak mewah, kaya, dekaden, tapi empuk di hari Fourth of July. 👨🍳
Kedengarannya dramatis, tapi kita mungkin sedang menyaksikan keruntuhan perlahan Google seperti yang kita kenal.
Dalam sidang antitrust Google, Eddy Cue, kepala layanan Apple, mengkonfirmasi bahwa semakin sedikit pengguna iPhone memakai Google Search di Safari dan beralih ke AI.
HANCUR! 😱
Baca juga: Bagaimana ChatGPT Bisa Menggantikan Internet yang Kita Kenal
Sebelum Anda pikir saya menulis obituari Google, biar saya jelaskan. Seperti yang pernah saya katakan, saya yakin mereka akan menemukan solusi, meski harus mengubah model bisnis.
Tapi, jika bisnis Anda bergantung pada Google—entah itu profil bisnis, ulasan, SEO, atau produk seperti Ad Manager—Anda perlu memperhatikan perubahan ini.
Dalam artikel ini, kita akan bahas situasi Google dan dampaknya bagi Anda 🫵—mulai dari penyebabnya, prediksi masa depan, hingga 3 langkah persiapan.
Sekilas tentang saya: Nama saya Lester (bisa dipanggil Les). Saya founder dengan exit sukses, ketua eksekutif beberapa merek e-commerce, dan marketer berprestasi.
Tim saya telah mengadopsi AI untuk alat internal agar tetap kompetitif. Kami lebih mirip perusahaan tech/data ketimbang e-commerce biasa, jadi saya melihat langsung bagaimana AI mengubah bisnis online.
Baca juga: AI Terpenting yang Tak Dibicarakan Tapi Dibutuhkan Semua Orang
Jika Anda kesulitan mengikuti perkembangan AI dan ingin insight di ruang yang ramai ini, ikuti newsletter gratis saya, No Fluff Just Facts. Saya bagikan strategi efektif, tren, dan inovasi AI yang layak dicoba.
Tapi cukup tentang saya. Mari bahas mengapa kehilangan dominasi Google bisa merugikan UMKM. 😰
—
Memahami Situasi
Sebelum lanjut, kita perlu pahami mengapa Eddy Cue membongkar fakta tentang bisnis inti Google: search.
Departemen Kehakiman AS dan beberapa negara bagian menggugat induk Google, Alphabet, dengan tuduhan kesepakatan eksklusif dengan Apple bersifat anti-persaingan dan monopoli. 😩
Intinya, Google membayar miliaran untuk jadi mesin pencari default di perangkat Apple, mematikan persaingan. Putusan kasus ini bisa membatalkan kontrak senilai $20 miliar/tahun.
Di persidangan, Eddy Cue mengungkapkan bahwa untuk pertama kali dalam 20+ tahun, traffic Google di perangkat Apple turun bulan lalu karena pengguna beralih ke AI. Apple bahkan pertimbangkan revamp fitur pencarian Safari dengan lebih banyak AI… Yikes. 🥴
Baca juga: Seberapa Besar Konsumsi Energi AI? Jawabannya Mengejutkan
DOJ terlambat 10 tahun. Nyatanya, AI sudah mengubah cara orang mencari informasi secara organik. Kebiasaan pencarian berubah, terlepas dari sidang ini.
Posisi Google sebagai mesin pencari default mulai tak relevan ketika pengguna beralih ke ChatGPT atau Perplexity. Ini seperti menuntut Blockbuster karena monopoli rental DVD—dunia sudah berubah. 🫠
—
Apa Artinya Bagi Anda?
Singkatnya, cara orang menemukan dan memilih bisnis berubah perlahan lewat AI. Tapi, orang tetap mencari—hanya di tempat berbeda. Ini kunci untuk strategi berikutnya. 🤓☝️
Dengan AI seperti ChatGPT dan Perplexity, mesin pencari tradisional bukan lagi satu-satunya pintu ke bisnis Anda. Pergeseran ini akan mengurangi traffic ke produk/layanan Anda. Jika Anda beli traffic lewat iklan Google, harganya akan naik.
Jika Anda jual traffic lewat Google AdSense, pendapatan iklan bisa turun kecuali Google segera integrasikan AI dengan baik.
Baca juga: 3 Cara Mode AI Google Ubah Belanja Online
Perubahan ini tak cuma mengurangi margin dari traffic berbayar, tapi juga pendapatan karena visibilitas menurun. 😳
Yang jarang dibahas: jika pengguna langsung tanya AI, pemilik bisnis kehilangan data kata kunci yang dipakai pelanggan. Analisis kompetitor pun jadi sulit.
Situasi yang tidak ideal.
—
Langkah Selanjutnya?
Pertanyaan penting: Apa yang harus dilakukan? 🫵
Pertama, jangan panik, tapi jangan diam saja. Ketidakpastian ini justru peluang untuk berinovasi.
Solusinya? Bangun personal brand untuk menguasai traffic sendiri.
Baca juga: 2 AI Tools untuk Wujudkan Ide Bisnis
Dengan menguasai traffic, Anda tak bergantung pada Google, algoritma media sosial, atau platform pihak ketiga. Fokus pada:
- Membangun daftar email
- Komunitas loyal lewat newsletter, podcast, atau event tatap muka. 🤓
Contohnya: personal brand Steve Jobs membentuk Apple, Jeff Bezos membuat Amazon terasa personal. Mereka memudahkan perekrutan dan menarik investor.
Saya optimis karena di era AI, koneksi manusia justru makin dicari. Data tim saya membuktikan ini.
Baca juga: AI Takkan Ambil Pekerjaan Anda, Tapi Ini yang Akan
Mirip kondisi 2020: event virtual populer, tapi begitu bisa keluar, pengalaman langsung meledak. Kini, minat pada experience terus naik. 🚀
Menurut Eventbrite, 82% milenial hadiri event langsung tahun lalu, dan 72% ingin lebih banyak berinvestasi pada pengalaman ketimbang barang.
Saya yakin hal serupa terjadi dengan AI: inovatif, tapi orang mulai rindu koneksi manusia. 💪
Studi Gallup menemukan 72% warga AS percaya AI memperburuk misinformasi, 64% anggap itu merusak hubungan sosial, dan 60% khawatirkan lapangan kerja.
Intinya: Koneksi manusia adalah masa depan. Mulailah bangun personal brand dan kuasai traffic Anda sekarang. 🏆
—
Pandangan Saya
Hari ini saya kasih banyak bahan renungan. Kesimpulannya: perubahan sedang terjadi, tapi masih ada peluang besar.
Drama Google mungkin terlihat mengancam, tapi ini justru pintu menuju sesuatu yang lebih baik.
Baca juga: Cara Sukses di Bisnis yang Berubah Cepat—Bukan Karena AI
Jangan diam saja.
😇 Semoga membantu. Saya mendukung Anda!
P.S. Mau tip AI praktis? Daftar newsletter gratis No Fluff Just Facts. 💯
Dapatkan berita teknologi terbaru di Tech Today newsletter.