Entah bagaimana, halaman FYP TikTok ku kini dipenuhi anak-anak muda Jerman, ratusan sekaligus, sedang memakan puding dengan garpu di ruang publik. Inilah tren terbaru: pudding mit gabel, yang jika diterjemahkan berarti, seperti yang bisa ditebak, "pudding dengan garpu."
Sebenarnya, aku bukan orang Jerman dan juga tidak terlalu suka puding. Pengetahuan bahasaku tentang Jerman hanya sebatas "guten tag" saja. Namun, di seluruh linimasaku, ada banyak orang yang berbicara bahasa Jerman sambil menyantap puding. (Jujur saja, aku pernah menyukai satu video—terutama karena rasa penasaranku—yang mungkin memicu perubahan dalam algoritmaku.)
LIHAT JUGA:
Angsa sedang mengambil alih TikTok (grup musiknya, bukan burungnya)
Namun yang menarik, konten ini bukanlah hal yang niche. Ada begitu banyak video dari pertemuan-pertemuan ini, beberapa di antaranya bahkan meraih jutaan likes di TikTok. Acara seperti ini biasanya menarik banyak peserta. Ini, lihat saja:
Aneh, kan? Tapi juga agak menyenangkan, bukan? Menyenangkan melihat orang melakukan apapun bersama dengan penuh suka cita di tahun 2025 ini.
Namun, masih banyak yang perlu dijelaskan mengenai bagaimana dan mengapa tren ini bisa terjadi.
Apa itu tren "pudding mit gabel" atau "pudding dengan garpu"? Dan bagaimana mulanya?
Sekali lagi, secara keseluruhan, tren ini tidak jauh dari aktivitas makan puding menggunakan garpu bersama banyak orang. Itulah trennya. Hanya itu. Dari yang terlihat di video, biasanya ada sekelompok besar orang, yang masing-masing memegang puding kemasan individu dan sebuah garpu. Seringkali ada hitungan mundur, diikuti dengan ketukan garpu ke tutup puding yang berirama dan penuh suka cita—lalu semua orang mulai makan. Ini adalah tren yang aneh tapi menyenangkan, yang kebanyakan hidup di kalangan masyarakat Jerman di internet.
Mashable Trend Report
Sudah pasti ada banyak artikel yang membahasnya di media berbahasa Jerman. Tren ini telah menyebar ke berbagai kota di Jerman dan Austria seperti Hannover, Munich, Stuttgart, dan Wina.
Jadi… siapa yang memulai tren “pudding mit gabel”? Singkatnya: Tidak jelas sama sekali. Ini lebih seperti sebuah gerakan daripada hasil karya satu orang. Terjemahan AI dari artikel-artikel Jerman menyebutkan bahwa tren ini dimulai di kota Karlsruhe, didorong oleh halaman meme tertentu untuk setiap kota saat trennya menyebar. Hal seperti ini sering terjadi pada tren; mereka semacam muncul begitu saja, dan momentumnya kemudian berkembang dengan sendirinya.
Yang lebih menarik untuk dipertanyakan adalah mengapa ini menjadi sebuah tren. Zaman yang absurd melahirkan tren yang absurd pula, dan keadaan saat ini memang cukup aneh.
Dengan risiko terdengar seperti orang tua, kita hidup di era dimana kita merasa terputus satu sama lain. Halaman meme Jerman memicu tren yang absurd—makan makanan lezat yang biasa dimakan dengan sendok, namun kini menggunakan garpu di taman bersama teman-teman—karena kita semua rana akan koneksi dan kebersamaan.
Sulit mengajak orang untuk sekedar kumpul di taman. Tapi jadikan itu sesuatu yang aneh, jadikan itu sebuah tren, dan orang-orang akan datang sekedar untuk hadir. Ingatkah ketika seorang pria di Philly memakan ayam panggang dan menjadi viral luar biasa, dengan kerumunan orang yang berdesakan menyaksikannya? Atau ketika orang-orang memadati jalanan New York City untuk kontes mirip Timothée Chalamet? Atau bagaimana dengan makanan-makanan yang layak di-Instagram yang menginspirasi antrian panjang di dunia nyata? Internet menyukai hal-hal aneh daring yang dibawa ke dunia nyata.
Kebetulan saja, anak muda Jerman, entah bagaimana, memilih puding dengan garpu. Dan, ya, jika Anda penasaran, tampaknya tren ini bisa saja sampai ke Amerika. Seseorang memposting tentang pertemuan pudding-with-a-fork di Central Park NYC, dan video itu mendapatkan ratusan ribu views. Tampaknya ada juga minat untuk mengorganisir pertemuan di AS di halaman Reddit.
Jadi ya, “pudding mit gabel” adalah tren yang khas Jerman, namun bisa menjadi tren internasional dalam waktu dekat. Dan Anda tahu? Baiklah, mengapa tidak?