Perusahaan media Donald Trump, Trump Media, sedang menguji fitur pencarian AI baru bernama Truth Search AI di platform Truth Social. Perusahaan yang berbasis di Florida ini mengumumkan kabarnya melalui siaran pers pada Rabu.
Trump Media and Technology Group mungkin paling dikenal karena program media sosialnya, Truth Social. Perusahaan ini terpisah dari Trump Organization yang berbasis di New York.
"Kami bangga bermitra dengan Perplexity untuk meluncurkan uji Beta publik Truth Social AI, yang akan menjadikan Truth Social elemen lebih penting dalam Patriot Economy," kata CEO Trump Media, Devin Nunes, dalam pernyataannya. "Kami berencana menyempurnakan dan memperluas fungsi pencarian berdasarkan masukan pengguna sembari menerapkan berbagai peningkatan untuk platform ini."
Truth Search AI kini tersedia di versi web Truth Social dan akan memulai uji Beta publik di aplikasi iOS dan Android pada tanggal yang belum ditentukan.
Perwakilan Trump Media dan Perplexity belum menanggapi permintaan komentar.
Apakah hasil pencarian akan bias politik?
Dalam lanskap politik yang terpolarisasi saat ini, kekhawatiran utama adalah bahwa mesin pencari dari perusahaan media presiden konservatif ini hanya akan menampilkan hasil yang mendukung pandangan konservatif.
Surat kabar milik pemerintah UAE, The National, mencoba produk baru ini dan melaporkan bahwa jawaban AI cenderung bersumber dari outlet media yang berhaluan konservatif.
Namun, 404Media mendapatkan beberapa hasil yang mungkin mengejutkan. Saat ditanya tentang keadaan ekonomi AS, mesin pencari ini menjawab bahwa ekonomi "sedang menghadapi tantangan besar, dengan tanda-tanda perlambatan."
Ketika ditanya apakah tarif internasional presiden yang menjadi penyebabnya, Truth Search AI menjawab, "Kenaikan tarif di AS umumnya berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja, meningkatkan biaya bagi bisnis dan konsumen sementara hanya memberi manfaat terbatas pada beberapa sektor manufaktur."
Sejarah Perplexity
Perplexity yang berbasis di San Francisco didirikan pada 2022. Seperti dicatat CNET, perusahaan ini menyebut dirinya sebagai "mesin jawaban" pertama di dunia, yang mengambil informasi langsung dari sumber dan meringkasnya, alih-alih menampilkan daftar tautan.
Perusahaan ini menjadi sorotan karena cara memperoleh kontennya. Pada Juni lalu, BBC mengancam akan menuntut Perplexity atas penggunaan konten tanpa izin, mengklaim AI itu mereproduksi materi BBC "kata demi kata."
Perplexity membalas dengan menyebut klaim BBC "manipulatif dan oportunis," serta menuduh raksasa penyiaran itu tidak memahami teknologi, internet, atau hukum kekayaan intelektual. Mereka juga menuding ancaman hukum sebagai upaya BBC "melindungi monopoli ilegal Google demi kepentingannya sendiri."
404Media mencatat bahwa Forbes, New York Times, New York Post, dan Dow Jones pernah menuduh Perplexity melakukan plagiarisme. Bahkan, Dow Jones & Co. (penerbit Wall Street Journal dan New York Post) menggugat Perplexity pada 2024 atas pelanggaran hak cipta.