Lumba-lumba Florida Meninggal Akibat Flu Burung Saat Kekhawatiran Menyebar ke Spesies Lain

Penelitian baru menunjukkan bahwa flu burung tidak hanya mengintai di dalam sapi. Ilmuwan di Florida melaporkan kasus pertama flu burung H5N1 yang sangat patogen pada lumba-lumba botol biasa (Tursiops truncatus). Meskipun kasus ini berasal dari tahun 2022, ini merupakan indikasi terbaru bahwa strain flu ini dapat menginfeksi berbagai jenis mamalia.

Laporan ini dipublikasikan Jumat dalam jurnal Nature Communications Biology. Menurut paper tersebut, lumba-lumba yang terinfeksi flu pertama kali diidentifikasi pada 29 Maret 2022. Peneliti dari Program Penyelamatan Hewan Laut Universitas Florida diberitahu tentang lumba-lumba yang tampak sangat lemah di perairan Horseshoe Beach di Florida Utara. Namun, ketika mereka tiba, lumba-lumba tersebut sudah mati. Kemudian, lumba-lumba itu dibungkus dengan es dan dibawa ke universitas untuk dilakukan otopsi keesokan harinya.

Pemeriksaan post-mortem menemukan tanda-tanda kesehatan buruk dan peradangan di otak dan meninges (lapisan membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang) lumba-lumba. Lumba-lumba tersebut negatif terhadap penyebab infeksi umum lainnya yang dapat menyebabkan peradangan otak, yang mendorong para peneliti untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Mereka mengetahui bahwa burung liar dapat mengalami neuroinflamasi akibat strain flu burung yang sangat patogen, bahwa beberapa kasus kematian burung terkait flu telah terjadi di area tersebut belakangan ini, dan bahwa wabah terbaru telah terjadi di kalangan populasi mamalia laut di tempat lain, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan tes. Pengujian kemudian mengungkap keberadaan H5N1 dalam paru-paru dan otak lumba-lumba.

Baru-baru ini telah terjadi penemuan flu burung yang sangat patogen (HPAI) pada mamalia laut lainnya, seperti anjing laut dan spesies lumba-lumba lainnya. Namun, ini merupakan kasus pertama yang terdokumentasi pada lumba-lumba botol biasa dan laporan pertama pada cetacea (lumba-lumba dan paus) di perairan Amerika Utara.

MEMBACA  Wajah-wajah baru dalam pemilihan Mozambik saat para pemimpin era kemerdekaan mundur

Strain flu burung diklasifikasikan sebagai sangat patogen ketika mereka menyebabkan penyakit parah dan kematian pada burung liar, sehingga tidak selalu dapat dipastikan bahwa mereka akan berbahaya bagi hewan lain yang terinfeksi. Wabah H5N1 flu burung pada sapi, misalnya, telah menyebabkan penyakit ringan hingga saat ini. Namun, strain yang termasuk dalam garis keturunan H5N1 (2.3.4.4b) ini telah menyebabkan kematian pada mamalia laut.

Para penulis menemukan bahwa strain dalam kasus ini tidak menunjukkan perubahan genetik yang diketahui yang akan membuatnya lebih mudah untuk menginfeksi dan menular di antara mamalia. Namun, virus flu bermutasi dengan sangat cepat, meninggalkan kemungkinan bahwa beberapa strain akan beradaptasi dan mengambil perubahan yang tepat yang dapat membuat mereka ancaman yang lebih besar bagi mamalia baik di darat maupun di laut.

“Selain risiko kesehatan manusia, konsekuensi dari virus A(H5N1) beradaptasi untuk replikasi yang ditingkatkan dan transmisi di antara lumba-lumba dan cetacea lainnya bisa menjadi bencana bagi populasi ini,” tulis para penulis.

Para peneliti terus menyelidiki kasus ini, dengan harapan dapat menemukan asal-usul infeksi lumba-lumba dan memahami lebih baik potensi strain flu burung untuk berhasil melewati batas spesies ke mamalia laut ini.