LinkedIn Hentikan Perlindungan Eksplisit bagi Pengguna Transgender

LinkedIn kini bergabung dengan deretan platform media sosial dan perusahaan yang diam-diam mencabut perlindungan bagi pengguna LGBTQ, di tengah meningkatnya ancaman bagi komunitas transgender di seluruh negeri.

Situs jejaring profesional ini menghilangkan klausul dari kebijakan tindakan kebenciannya yang secara eksplisit melarang misgendering dan deadnaming terhadap individu transgender. Open Terms Archive pertama kali melaporkan perubahan ini, yang tidak diumumkan secara publik.

**LIHAT JUGA:**

TikTok tambahkan fitur blokir orang tua dan ‘misi’ kesejahteraan ke fitur keamanannya

Menurut kelompok advokasi LGBTQ, perlindungan eksplisit seperti ini dianggap sebagai standar minimal bagi perusahaan yang ingin melindungi pengguna LGBTQ, serta menjadi indikator keseriusan platform dalam melindungi kelompok yang kurang terwakili. Berdasarkan Social Media Safety Index tahunan GLAAD—yang menilai kebijakan platform utama dalam menangani ujaran kebencian, pelecehan, dan disinformasi anti-LGBTQ:

Setiap platform harus memiliki kebijakan yang: melindungi komunitas LGBTQ dari kebencian, pelecehan, dan kekerasan; melarang misgendering dan deadnaming berdasarkan identitas gender; melarang konten promosi ‘terapi konversi’; melarang iklan yang mendorong kebencian terhadap LGBTQ; serta memaparkan langkah proaktif untuk mencegah demonetisasi atau penghapusan konten dan akun terkait isu LGBTQ secara tidak adil. Platform juga wajib menjelaskan struktur internal mereka untuk memastikan keselamatan, privasi, dan kebebasan berekspresi pengguna LGBTQ.

Selain itu, LinkedIn—yang dimiliki Microsoft—juga menghapus penyebutan “ras atau identitas gender” dari daftar “ciri bawaan” yang dilindungi dari pelecehan. Ini merupakan perubahan pertama pada kebijakan tindakan kebencian sejak 2023 menurut Open Terms Archive.

Dalam pernyataan ke Engadget, juru bicara LinkedIn menyatakan bahwa perubahan ini tidak mencerminkan perbedaan kebijakan dasar perusahaan: “Serangan atau intimidasi terhadap siapapun berdasarkan identitas, termasuk misgendering, melanggar kebijakan pelecehan kami dan tidak diperbolehkan.” Namun, mereka tidak menjelaskan alasan penghapusan klausul tersebut.

MEMBACA  Alat Analisis Baterai Ini Impian Para Pengguna Ahli—Ini Keunggulannya

LinkedIn bukan satu-satunya yang menghentikan perlindungan sebelumnya. Meta bahkan mengubah total kebijakan kebenciannya untuk mengizinkan retorika berbahaya—seperti penyebutan “penyakit mental” atau “ketidaknormalan” terkait gender dan orientasi seksual—atas nama kebebasan berbicara. Dewan Pengawas Independen Meta sendiri menyerukan penghapusan bahasa diskriminatif dalam kebijakan baru mereka. Para aktivis menyebut langkah semacam ini sebagai serangan langsung terhadap kelompok marginal, ancaman bagi kesehatan publik, bahkan “pemicu genosida.”