Mantan ketua Federal Trade Commission Lina Khan menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki minat untuk mencalonkan diri dalam jabatan politik terpilih, namun ia jelas tahu cara tetap berpegang pada pesan layaknya seorang politisi. Selama kemunculannya di “The Adam Friedland Show” yang dibawakan komedian Adam Friedland, Khan berulang kali diuji untuk mempertahankan argumentasi ideologi anti-monopoli dan anti-korupsinya di tengah candaan sampingan dan lelucon vulgar. Ia tetap tak tergoyahkan.
Di awal wawancara, Friedland mencatat bahwa Khan—yang kembali menjadi sorotan karena perannya di tim transisi Walikota New York terpilih Zohran Mamdani—tampak kesulitan berbohong. Tak lama kemudian, Khan memberikan contoh kejujurannya yang sempurna. Saat Friedland bertanya apakah ia populer semasa SMA, Khan menjawab, “Tidak, saya dulu editor koran.” Sungguh relate.
Sepanjang percakapan, Khan mempertahankan sikap yang sangat setabil. Meski tertawa pada lelucon Friedland, ia hampir langsung kembali ke topik. Namun bukan berarti ia menahan pandangannya. Misalnya, ia memberikan pandangan jelas tentang bagaimana kita hidup di era dimana sejarah mungkin tidak berulang secara persis, namun memiliki pola yang mirip.
“Banyak faktor yang memfasilitasi kebangkitan Nazisme. AS pasca Perang Dunia II sebenarnya mensponsori berbagai studi untuk memahami faktor-faktor penyebabnya, termasuk kondisi ekonomi. Mereka menemukan bahwa konsolidasi ekonomi Jerman telah memfasilitasi kebangkitan Nazisme,” paparnya. “Ada peningkatan monopoliasi di industri karet dan baja, dan secara umum telah lama diakui bahwa kekuatan ekonomi yang terkonsentrasi dapat berjalan beriringan dengan kekuatan politik yang terkonsentrasi. Sayangnya, insight ini mulai terlupakan belakangan ini, tapi kini kita dipaksa untuk menghadapinya kembali.”
Friedland menanggapi dengan bertanya apakah Bari Weiss akan menjadi Joseph Goebbels modern jika Paramount menyelesaikan akuisisinya terhadap Warner Bros. Discovery. Khan hanya tertawa tanpa menjawab, menunjukkan profesionalismenya.
Friedland berhasil mendapatkan beberapa insight unik dari Khan yang mungkin tak akan terungkap di forum lain. Contohnya, Khan mengaku tidak memiliki akun Amazon Prime dan lebih suka mengambil barangnya langsung. Ia juga menyebut Hakim Agung Louis Brandeis sebagai favoritnya—tokoh yang dikenal atas konsep “hak privasi” dan arsitek FTC.
Ketika ditanya tentang pencapaian terbesarnya sebagai ketua FTC, Khan menjelaskan fokusnya pada pasar layanan kesehatan. “Kami berhasil menekan harga inhaler asma dari ratusan dolar menjadi hanya $35 dengan membongkar trik paten perusahaan farmasi,” ungkapnya.
Meski dikenal sebagai penegak hukum untuk Big Tech, Khan justru banyak mengkritik industri kesehatan. Ditanya industri mana yang paling “screw people”, jawabannya tegas: “Kesehatan.” Ia menambahkan, “Ada orang yang meninggal karena tidak mampu membeli obat di negara ini.”
Ia juga menyoroti perbedaan pendekatannya dengan administrasi Trump dalam menangani korupsi. “Kami menegakkan hukum secara adil tanpa memandang koneksi politik,” tegasnya. Sementara pemerintahan Trump dinilainya mengalami kemunduran dalam penegakan hukum dan cenderung menggunakan hukum untuk kepentingan politik.
Meski berbicara blak-blakan tentang kondisi Amerika, Khan tidak menunjukkan minat pada jabatan politik. Ia menolak gagasan mencalonkan diri ke Senat, dan tidak memenuhi syarat untuk Presiden karena bukan kelahiran AS. Namun ia percaya Amerika membutuhkan ambisi setingkat “New Deal” untuk mengatasi era korupsi ini.