Saya sudah bermain berjam-jam di malam kedua sebelum akhirnya memahami esensi FBC: Firebreak. Saya berada dalam tim dengan dua pemain lain, masing-masing membawa peralatan dan senjata berbeda, sambil mengusir gerombolan musuh dan mengerjakan tugas-tugas aneh di gedung kantor berhantu kami. Setelah beberapa misi, kami akhirnya mengerti pendekatan unik game ini dalam pertarungan tim dan cara saling mendukung. Tapi satu hal jelas: Jika tidak mau bekerja sama, game ini bukan untukmu.
Game terbaru dari studio Alan Wake II Remedy Entertainment ini adalah spin-off kooperatif dari game solo Control tahun 2019. Berlatar biro federal ala X-Files, pemain berperan sebagai pekerja kantor yang membersihkan gedung mereka—sambil melawan penjajah dari dunia lain. Sebagai debut multiplayer Remedy, game ini memiliki keunikan dan kekurangan khas percobaan pertama. Namun, cara Remedy menggabungkan pengalaman unik dengan tantangan ko-op online membuat FBC: Firebreak jadi game yang benar-benar berbeda.
Remedy sudah menjelaskan bahwa FBC: Firebreak adalah game ber-skala AA—tidak sebesar atau semewah judul AAA mereka seperti Alan Wake II (2023). Harganya hanya $40, separuh dari Mario Kart World, Outer Worlds 2, dan game AAA lainnya. Studio ini merencanakan konten gratis selama setahun untuk pemilik FBC: Firebreak, termasuk tambahan konten bermain. Kosmetik seperti outfit dan skin senjata bisa dibeli terpisah.
FBC: Firebreak menawarkan nilai yang solid—game multiplayer yang bisa dimainkan dengan dua teman, dari misi santai 10 menit hingga ekspedisi 30 menit ke area gelap game. Ada banyak perk dan senjata yang bisa dibuka, memberi pemain tujuan jangka panjang. Dan mereka akan terus dapat konten baru—termasuk misi, musuh, dan peralatan—setidaknya selama setahun.
Terjadi enam tahun setelah Control, pemain berperan sebagai pegawai Federal Bureau of Control (FBC) yang selamat dari invasi interdimensi Hiss. Sementara direktur FBC, Jesse Faden (protagonis Control), sibuk dengan urusan penting, pemain harus menyelesaikan pekerjaannya dan membuat gedung Oldest House aman kembali.
Firebreak berjalan di garis tipis—menggunakan banyak elemen familiar dari Control tapi memangkas bagian pendahuluan agar pemain cepat masuk ke pertandingan. Saat saya berbicara dengan sutradara game, Mike Kayatta, di Summer Game Fest sebelum rilis, dia menjelaskan bahwa game ini tidak menyertakan konten cerita penting untuk Control 2. Hasilnya adalah pengalaman ko-op shooter yang efisien, cocok untuk fans setting aneh dan kolaborasi aktif.
Saran terbaik untuk Firebreak: Berkoordinasi atau mati
Setelah beberapa preview, pendapat saya tetap sama: game ini adalah FPS ko-op yang memadukan Left 4 Dead dan Ghostbusters, dengan sentuhan khas Remedy. Gerombolan musuh terus menyerang timmu, dan kalian harus masuk ke area gelap gedung kantor untuk memperbaiki kerusakan—sambil bertarung dan menyelesaikan tugas semakin sulit.
Yang berubah setelah bermain versi final adalah pemahaman bagaimana semua elemen ini menyatu dalam tim pemain misi demi misi.
Keunggulan Firebreak adalah menyediakan aktivitas santai untuk trio teman yang sedang nongkrong—dengan kesulitan yang bisa disesuaikan. Mekanik kolaborasinya unik dan menghibur—sedikit game shooter yang memintamu menyemprot musuh dengan air sebelum rekan setim menyetrum mereka sekaligus. Gunplay-nya solid, dan banyak perk yang bisa dibuka memberi alasan untuk terus bermain.
Tapi multiplayer membutuhkan koordinasi tinggi, yang sulit jika bermain dengan orang acak. Akal sehat pemain adalah kunci kesuksesan, tapi segalanya lebih mudah jika bisa berkomunikasi dengan tim.
Kurangnya dukungan obrolan suara bawaan sangat menganggu kerja tim. Sistem ping tidak cukup, dan pertandingan tanpa obrolan terasa sangat sepi.
Ada ironi lucu dalam ketiadaan komunikasi ini—kamu dan rekan tim hanyalah pegawai kantor biasa yang memakai baju tempur daruran untuk mengusir penjajah asing. Saat bermain dengan orang yang tidak pakai voice chat atau jarang ping, saya membayangkan sedang berpasangan dengan Bob dari Akuntansi yang hanya pernah saya kirimi email (atau memo kantor, karena kita ada di dunia Control yang terbatas teknologi).
Tapi terlepas dari imajinasi itu, tetap frustasi ketika tidak bisa memberi tahu pemain baru atau menjelaskan mekanik kompleks. Minggu-minggu pertama rilis FBC: Firebreak mungkin akan sekacau Elden Ring Nightreign, dengan pemain belajar sambil jalan.
Firebreak adalah percobaan multiplayer pertama yang unik tapi terbatas
Ada beberapa tanda bahwa ini adalah game multiplayer pertama Remedy. Yang paling jelas adalah kurangnya komunikasi dalam game. Ada juga lonjakan kesulitan tidak merata dan bug aneh—seperti tersangkut di kipas yang ingin diperbaiki, yang juga bisa menjebak rekan tim yang mencoba menghidupkanmu. Namun, sebagian besar pertandingan berjalan lancar, dengan alur seru dari satu tujuan ke tujuan berikutnya.
Gaya dan humor Remedy membuat game ini berbeda, meski tidak seaneh game lain mereka. Tidak ada banyak lore mendalam—hanya referensi kecil ke Control atau dialog singkat tentang Ahti, tukang kebun legendaris. Seperti Elden Ring Nightreign, Firebreak ada di dunia yang biasa dijelajahi perlahan, tapi dengan tempo cepat yang tak memberi waktu untuk menggali koneksi ke “Remedyverse”.
Gaya bermainnya juga terbatas. Ada tiga kit dengan peralatan unik, enam senjata (hanya bisa bawa satu), dan tiga jenis granat. Saat rilis, ada lima misi (“Jobs”) yang bisa dipilih. Tapi Remedy sudah mengonfirmasi update musim gugur dan dingin 2025 akan menambah satu misi masing-masing, jadi total jadi tujuh di akhir tahun.
Dibanding game ko-op seperti Helldivers 2, FBC: Firebreak punya lebih sedikit variasi. Area yang tidak dibuat prosedural berarti pemain akan cepat hafal misinya. Tidak ada acara dan bos acak seperti di Elden Ring Nightreign—kamu harus memainkan Jobs berkali-kali dan mengaktifkan Corruptions (yang memberikan Altered Items untuk mengacak gameplay) untuk mendapatkan elemen random serupa.
Tapi ketiga game ini sangat berbeda dalam nada dan gameplay. FBC: Firebreak memenuhi fantasi jadi sekretaris atau manajer yang dipaksa membersihkan hal supernatural dengan peralatan eksperimen dan senjata seadanya. Perlu dicatat juga bahwa Firebreak punya cross-play penuh, sementara pemain Xbox masih tidak bisa main Helldivers 2.
Sebagai game multiplayer pertama Remedy, ada sesuatu yang menarik di sini, tapi sayang momen ikonik seperti Ashtray Maze di Control atau We Sing di Alan Wake II tidak ada. Mike Kayatta bilang bulan Maret lalu bahwa momen seperti itu tidak cocok untuk pengalaman multiplayer—dan itu masuk akal. Sebagai gantinya, game ini dirancang untuk menciptakan momen tak terduga secara organik.
Dan ya, saya sudah mengalami beberapa momen seperti itu. Setelah meningkatkan kesulitan ke Hard—saya rekomendasikan ini untuk tim pemain veteran Remedy—rekan tim sering