Menghadapi Kritik atas Hasil Pencarian yang Menurun dan Kekhawatiran Pengguna tentang AI Overview, Google Luncurkan Fitur Pencarian Baru
Google baru saja mengumumkan fitur pencarian terbaru yang memungkinkan pengguna memilih situs yang ingin mereka lihat di hasil berita dan pencarian. Langkah ini diambil menyusul kritik terhadap kualitas hasil pencarian yang menurun serta keinginan pengguna untuk menghindari AI Overview.
Dalam sebuah posting blog terbaru, Google menyatakan bahwa fitur Preferred Sources akan diluncurkan di AS dan India bulan ini. Fitur ini bisa diakses melalui ikon "+" di sebelah panel Top Stories atau melalui tautan langsung ke preferensi sumber.
"Setelah memilih sumber, konten dari situs tersebut akan lebih sering muncul di Top Stories atau di bagian khusus ‘Dari Sumber Anda’ di halaman hasil pencarian. Anda tetap akan melihat konten dari situs lain dan bisa mengelola pilihan kapan saja," jelas Google.
Fitur ini merupakan hasil eksperimen Google Labs. Menurut Google, setengah dari pengguna dalam uji coba tersebut menambahkan empat atau lebih sumber. Perusahaan juga memberikan saran kepada penerbit situs web tentang cara mengarahkan pembaca untuk menambahkan situs mereka.
—
Cara Memilih Sumber Pilihan di Google Search
Menambahkan sumber pilihan sangat mudah:
- Klik ikon bintang di sebelah panel Top Stories di Google Search, lalu tambahkan sumber melalui jendela pop-up.
- Atau, kunjungi halaman pengaturan langsung di https://www.google.com/preference/source.
Setelah itu, ketik nama atau URL situs yang ingin dimasukkan ke hasil pencarian, seperti CNET, ZDNET, atau Mashable, lalu centang kotak di sebelahnya.
Untuk mengelola sumber, klik tautan "Sumber Anda" di bagian bawah halaman preferensi. Hapus sumber dengan menghilangkan centang pada situs yang tidak diinginkan.
Fitur ini bisa digunakan di desktop atau ponsel, tetapi pengguna harus masuk ke akun Google terlebih dahulu.
—
Dampaknya bagi Situs Berita dan Pembaca
Organisasi berita sering menyesuaikan konten agar sesuai dengan algoritma Google dan platform lain seperti Facebook atau TikTok. Namun, fitur ini bisa menjadi pedang bermata dua—memberi kendali lebih besar pada pengguna namun berpotensi meminggirkan penerbit yang kurang dikenal.
"Ini seperti langkah kurang tepat dari Google karena penerbit sudah khawatir kehilangan trafik akibat AI Overview," kata Alex Mahadevan dari MediaWise. "Sekarang mereka harus mencari cara agar pengguna memilih situs mereka di preferensi sumber."
Bagi penerbit besar dengan basis pembaca setia, fitur ini bisa menguntungkan. Namun, keberhasilannya tergantung pada kesediaan pengguna mengelola daftar sumber berita mereka sendiri.
"Say pertanyakan berapa banyak orang yang benar-benar akan memanfaatkannya," ujar Mahadevan.
—
Efek Ruang Gema: Penguatan Keyakinan, Bukan Tantangan
Penerbit yang tidak memiliki basis pembaca loyal atau cara untuk mengarahkan audiens mungkin akan semakin sulit mendapatkan trafik.
"Jika lebih banyak orang memilih Fox News atau Breitbart sebagai sumber, situs berita lain yang membutuhkan trafik bisa terpinggirkan," jelas Mahadevan.
Dia mencoba menambahkan Breitbart sebagai sumber dan menemukan bahwa pencarian tentang topik tertentu langsung menampilkan artikel dari situs tersebut.
"Ini mengkhawatirkan dari sudut pandang literasi media karena bisa memperkuat ruang gema, di mana orang cuma melihat pendapat yang sesuai dengan keyakinan mereka," tambahnya.
Jika SEO—cara tradisional untuk menarik trafik—tidak lagi efektif, apa dampaknya bagi masa depan media?
"Apakah literasi media masyarakat cukup kuat untuk memilih sumber berita yang valid dan beragam? Saya rasa belum," pungkas Mahadevan.