Kripto Membara Saat Bitcoin Mendekati $120K dalam Lonjakan Tak Terhentikan

Bitcoin kembali melonjak. Kali ini, kenaikannya terasa berbeda.

Kripto terbesar di dunia itu terus menanjak dengan pesat pada Jumat, menembus berbagai level harga simbolis dalam hitungan jam dan mencetak rekor tertinggi baru untuk hari kedua berturut-turut.

Setelah melewati $112.000 pada Rabu, Bitcoin hampir tak berhenti. Pada Kamis dan Jumat pagi, ia melambung melewati $113.000, lalu $114.000, kemudian $115.000, sebelum melonjak ke $116.000, $117.000, dan akhirnya $118.909 pada saat berita ini ditulis. Itu artinya kenaikan hampir $7.000 dalam kurang dari 48 jam.

Kecepatannya membuat seluruh pasar kripto terkesima, yang kini bernilai sekitar $3,75 triliun menurut data CoinGecko. Bitcoin sendiri menyumbang hampir 63% dari pasar itu, menandai pemulihan dramatis dari akhir 2022, ketika total pasar terjun di bawah $900 miliar selama "musim dingin kripto."

Apa yang Memicu Lonjakan Ini?

Beberapa faktor mendorong siklus bull terbaru, tapi katalis paling langsung tampaknya bersifat politis.

Pada 10 Juli, Presiden Donald Trump kembali menyerang Ketua Fed Jerome Powell, mendorong pemotongan suku bunga agresif. "Tech Stocks, Industrial Stocks, & NASDAQ, HIT ALL-TIME, RECORD HIGHS! CRYPTO Through the Roof," tulis Trump di Truth Social. "FED SHOULD RAPIDLY LOWER RATE TO REFLECT THIS STRENGTH. NO INFLATION!!!"

Pasar seolah merespons tekanan Trump. Suku bunga rendah mengurangi biaya pinjaman dan biasanya meningkatkan likuiditas di pasar keuangan—kondisi yang menguntungkan aset berisiko seperti kripto.

Bahkan laporan lapangan kerja Juni yang lebih kuat dari perkiraan (147.000 pekerjaan baru vs prediksi 110.000) tak cukup meredam nafsu investor. Dorongan publik Trump untuk pelonggaran moneter telah mendorong pasar mengabaikan sinyal hawkish dan berinvestasi lebih banyak di kripto.

MEMBACA  Daftar Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok dalam Pilkada 2024

Momen Budaya Bitcoin

Lonjakan Bitcoin sekali lagi jadi fenomena budaya. Para influencer, penginjil, dan miliarder kripto sedang menikmati momen ini.

Michael Saylor, yang mengubah perusahaannya MicroStrategy menjadi "brankas" Bitcoin, merayakan kenaikan dengan postingan khasnya yang epik: "Balai keabadian bergema dengan tangisan mereka yang menjual Bitcoin-nya."

Cameron Winklevoss, salah satu pendiri Gemini, ikut membagikan meme yang menggambarkan obsesi pemegang kripto saat ini. Dalam gambar itu, Bitcoin meminta perhatian: "Cek aku, cek aku!" Jawabannya: "Bitcoin tolong, aku sedang coba kerja."

Apa yang Dipertaruhkan?

Ini menjadi referendum apakah Bitcoin akhirnya matang sebagai aset makro.

Lonjakan ke $120.000, bahkan mungkin $130.000 pada akhir pekan, bisa memicu FOMO (takut ketinggalan) retail dan investasi institusional baru, semakin mengukuhkan Bitcoin sebagai alternatif jangka panjang dari aset tradisional. Ini juga akan memperkuat posisi Bitcoin dalam sistem keuangan.

Setelah Pemilu 2024, pemerintah AS berubah drastis. Kongres yang dulu skeptis kini sepenuhnya mendukung kripto. Parlemen baru-baru ini menetapkan minggu 14 Juli sebagai "Crypto Week," langkah simbolis dan legislatif untuk memformalkan aset digital dalam sistem keuangan AS. Rangkaian dengar pendapat, pengajuan RUU, dan panel bipartisan dijadwalkan di Capitol Hill, membahas segala hal mulai dari kerangka stablecoin hingga reformasi pajak dan infrastruktur blockchain.

Lonjakan bersejarah Bitcoin terjadi tepat saat Washington membuka pintunya lebar-lebar. Gabungan kemauan politik dan momentum pasar bisa menandai awal era arus utama kripto di Amerika.

Pertanyaannya kini bukan hanya seberapa tinggi Bitcoin bisa naik, tapi apakah dunia akhirnya siap untuknya kali ini.